Inilah Moment Bersejarah pada Bulan Ramadhan, dari Perang Badar Kubro hingga Turun Al Quran

Inilah Moment Bersejarah pada Bulan Ramadhan, dari Perang Badar Kubro hingga Turun Al Quran.-Foto: dok/lahatpos.co-
Dari sinilah, setelah pemboikotan tersebut selesai Khadijah menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 65 tahun. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW berusia 50 tahun.
Kisah Siti Khadijah Menjelang Wafatnya
Dalam buku Menjadi istri seperti Khadijah karya Ibnu Watiniyah yang menukil riwayat dalam Kitab Al-Busyra karya Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliky Al-Hasani, diceritakan bahwa ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada Rasulullah SAW, "Aku memohon maaf kepadamu, ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu."
Rasulullah SAW menjawab, "Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya."
Kemudian, Khadijah memanggil putrinya, Fathimah Az-Zahra dan berbisik, "Fathimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku."
Mendengar itu Rasulullah SAW berkata, "Wahai Khadijah, Allah SWT telah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga."
Setelah mendapatkan restu dan ridha dari suaminya, Khadijah pun tersenyum dan berterima kasih kepada suaminya hingga Khadijah pun menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan Rasulullah SAW.
Didekapnya istri beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat, hingga tumpahlah air mata mulia beliau dan semua orang yang ada di situ. Khadijah wafat pada hari-11 bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Peristiwa wafatnya Khadijah sangatlah menusuk hati Rasulullah SAW, karena dua orang yang dicintainya, yaitu istrinya Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib telah wafat.
Hingga akhirnya, tahun itu disebut sebagai Amul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah SAW.
Jibril Membawa Kain Kafan untuk Khadijah
Tak berselang lama setelah wafatnya Khadijah, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah SAW pun menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya, "Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?"
"Kain kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan," jawab Jibril. Kemudian Jibril berhenti berkata dan kemudian menangis.
Melihat Jibril menangis, Rasulullah SAW pun bertanya, "Kenapa ya Jibril?"
Jibril menjawab, "Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan," sahut Jibril.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: