Polemik Sistem Pemilu Proporsional Terbuka dan Tertutup; Catatan Kritis Terhadap Kepemiluan dan Partai Politik
Doni Febriansyah, SE menulis karya tulis dengan judul : Polemik, Sistem Pemilu, Proporsional Terbuka, Proporsional Tertutup, Catatan Kritis, Kepemiluan dan Partai Politik.--
Mengutip catatan Donny Gluckstein dalam tulisan nya yang berjudul Paris Comune : A Revolution in Democracy (2011), pada tahun itu International Working Class Assosiation (IWA) memiliki ribuan anggota di paris, namun mereka tidak disiplin dan sporadic, pada puncak kejadian 18 Maret 1871 tidak ada tokoh radikal yang hadir dikarenakan sudah dijebloskan ke penjara oleh tantara nasional Perancis.
Jadi jalan nya revolusi pembentukan komune paris, dilakukan oleh para anggota IWA yang secara notabene golongan amatir, namun 10 hari sejak pecahnya pemberontakan, tepatnya pada tanggal 28 Maret 1871, Komune Paris mengadakan sidang pertamanya, point point kebijakan yang tertuang dalam sidang tersebut secara keseluruhan mengacu pada sector kesejahteraan sosial dan menyangkut urusan buruh, beberapa isi kebijakan tersebut antara lain : pengapusan bunga sewa, penghapusan kerja malam.
Pendidikan dan berobat gratis, akuisi pabrik yang ditinggalkan pemiliknya untuk kemudian dikelola secara kelompok. Total dewan pekerja dalam Komune Paris terdapat 92 delegasi.
Menurut Marx, secara fungsional institusi public yang diterapkan pada Komune Paris bukanlah bersifat parlementaris, melaikan fusi dari pelaksanaan eksekutif dan legislative, sayangnya Komune Paris tidak berumur panjang, hanya bertahan 72 hari, setelah mendapatkan gempuran pasukan militer McMahon, pemerintahan Komune Paris tumbang.
Walaupun tidak dapat berlangsung lama, Komune Paris dianggap sebagai cetak biru dewan kerja dan representasi demokrasi partisipatif yang pernah ada, di sisi lain juga revolusi Bolshevik Rusia sangat terinspirasi dari perjuangan para kommunard (https://tirto.id/komune-paris-72-hari-pesta-rakyat-cetak-biru-pemerintahan-buruh-eCRQ). *
Penulis adalah Doni Febriansyah, SE
Referensi
https://nasional.tempo.co/read/1626279/apa-itu-partai-politik-fungsi-dan-perannya-dalam-sistem-politik
https://www.qureta.com/post/insulinde-nationaal-indische-partij-potret-pergerakan-di-hindia-belanda
https://nasional.tempo.co/read/1608390/4-juli-1927-tonggak-sejarah-partai-politik-di-indonesia
https://www.bawaslu.go.id
https://tirto.id/komune-paris-72-hari-pesta-rakyat-cetak-biru-pemerintahan-buruh-eCRQ
https://anarkis.org/2016/12/05/munisipalisme-libertarian-mengembalikan-politik-ke-tangan-warga/
https://news.detik.com/berita/d-5270765/kutip-data-kemendagri-kpk-paparkan-biaya-calon-kepala-daerah-capai-rp-100-m
https://litbang.kemendagri.go.id/website/biaya-yang-dikeluarkan-untuk-nyaleg-menurut-riset/
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: