Sumsel Dukung Presiden Joko Widodo Salurkan KUR Klaster untuk Pemulihan Ekonomi
Presiden Joko Widodo, menyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster dan Penyaluran Dana.--
PALEMBANG, LAHATPOS.CO - Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya, secara virtual menyaksikan Presiden Joko Widodo, menyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster dan Penyaluran Dana.
KUR Klaster dan Penyaluran Dana melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usah Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) bertempat Command Center Kantor Gubernur, Senin (19/12) pagi.
Penyaluran KUR dan pemulihan ekonomi nasional khususnya bagi pelaku UMKM, merupakan langkah yang diambil pemerintah dimasa pandemi Covid-19 yang saat ini masih menghantui sejumlah negara di dunia.
Meski demikian ekonomi Indonesia tetap mengalami pertumbuhan yang stabil.
BACA JUGA:21 KK Desa Jati Pulau Pinang Terima Bantuan Beras dari Gubernur Sumsel
"Berbagai Negara di dunia mengalami tantangan pertumbuhan ekonomi yang tidak mudah pasca pandemi Covid 19, namn kita beryukur di Indonesia ekonomi dan inflasi kita tetap bisa stabil," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi berharap penyaluran KUR dan penyaluran dana melalui LPDB-KUMKM bisa memberikan dampak baik bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Kita harap KUR yang diberikan ini bisa terealisasi dengan tepat sasara sehingga para UMKM dan industri-industri lainnya bisa leluasa melakukan pengembangan usahanya," harapnya.
Jokowi menegaskan, dana KUR Klaster tersebut dapat dilaksanakan kepada semua sektor industri dan UMKM yang memeiliki peluang pasar yang besar.
BACA JUGA:Desa Payo Salurkan Dana BLT-DD Tahap Keempat, Ini Pesan Kades Payo
"KUR Kluster ini bisa dilaksanakan untuk semua sektor industri baik itu perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan, UMKM dan usaha-usaha lainnya yang memiliki produk asar yang besar atau produk-produk unggulan yang ada didalam Negeri ini," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki mengatakan, terdapat 7 persen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal yang terhubung dengan rantai pasok industri di dalam negeri.
Kendalanya untuk dalam negeri lanjut MenkopUKM, masih rendahnya para pelaku UMKM yang terhubung dengan rantai pasok industri di Indonesia diantaranya penyaluran KUR yang kurang masif, sehingga membuat pelaku usaha sulit mengembangkan usaha.
"UMKM yang sudah terhubung dengan rantai pasok industri ini di Indonesia baru 7 persen. Terhubung dengan global value chain baru 4 persen. Sehingga KUR klaster ini menjadi sangat relevan untuk meningkatkan kemitraan usaha besar dan kecil," kata Teten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: