Merangkul Keberagaman, Menghindari Etnosentrisme: Kunci Pilkada Damai di Kabupaten Lahat
Merangkul Keberagaman, Menghindari Etnosentrisme: Kunci Pilkada Damai di Kabupaten Lahat. -foto: lahatpos.co-
Merangkul Keberagaman, Menghindari Etnosentrisme: Kunci Pilkada Damai di Kabupaten Lahat
Oleh : Amaludin-Unsela
Lahatpos.co - Pilkada Kabupaten Lahat tahun 2024 telah mendekat, dan ketiga pasangan calon sudah bersiap menghadapi kontestasi yang diprediksi akan berlangsung sengit. Mereka adalah Lidyawati-Haryanto, Bursah Zarnubi-Widia Ningsih, dan Yulius Maulana-Budiarto Marsul.
Ketiga pasangan ini adalah putra-putri terbaik Kabupaten Lahat yang siap memberikan kontribusi bagi kemajuan daerah. Namun, di balik dinamika politik dan ambisi politikus, terdapat satu tantangan besar yang harus dihadapi bersama, yaitu potensi munculnya paham etnosentrisme dalam proses demokrasi ini.
Etnosentrisme adalah sikap yang memandang kebudayaan atau kelompok etnis sendiri sebagai yang paling unggul, sementara budaya lain dianggap lebih rendah.
Sikap ini bisa muncul dalam bentuk perbedaan bahasa, perilaku, kebiasaan, atau bahkan agama. Meski secara alami setiap manusia memiliki kecenderungan etnosentris, dalam konteks Pilkada, paham ini bisa menjadi ancaman serius bagi keutuhan sosial dan keamanan daerah.
Di Kabupaten Lahat yang kaya akan keberagaman etnis dan budaya, etnosentrisme bisa menjadi pemicu perpecahan jika tidak dikelola dengan baik.
Keberagaman di Kabupaten Lahat, seperti halnya di daerah lain di Indonesia, seharusnya menjadi modal sosial yang kuat untuk menciptakan keharmonisan dan stabilitas politik. Namun, dalam kondisi tertentu, keberagaman ini bisa berubah menjadi sumber konflik jika sentimen-sentimen etnis dijadikan alat politik.
Pemilu yang seharusnya menjadi ajang kompetisi program dan visi, bisa berubah menjadi medan pertempuran identitas yang rawan konflik.
Oleh karena itu, menghindari paham etnosentrisme dalam Pilkada Kabupaten Lahat tahun 2024 adalah langkah krusial untuk memastikan proses demokrasi berjalan aman, damai, dan adil.
Pilkada seharusnya menjadi ajang di mana rakyat memilih pemimpin berdasarkan kualitas kepemimpinan, visi pembangunan, serta kemampuan menyelesaikan masalah-masalah daerah. Namun, realitas politik sering kali menyajikan hal yang berbeda.
Dalam kontestasi politik, isu-isu identitas, termasuk etnisitas, bisa diangkat untuk menarik dukungan kelompok tertentu. Jika isu-isu ini tidak dikelola dengan bijak, maka potensi perpecahan di tengah masyarakat bisa semakin besar.
Kabupaten Lahat memiliki sejarah panjang sebagai daerah yang damai dan harmonis. Warga Lahat, meski berasal dari berbagai latar belakang etnis, telah hidup berdampingan dengan damai selama bertahun-tahun.
Tradisi gotong royong, rasa persaudaraan, dan sikap saling menghargai adalah nilai-nilai luhur yang telah mengakar dalam masyarakat Lahat. Namun, Pilkada adalah momen yang penuh tensi, di mana perbedaan-perbedaan yang selama ini bisa dikelola dengan baik, bisa saja mencuat ke permukaan jika tidak diantisipasi dengan bijak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: