Respon Cepat Tanggap Bencana YBM PLN UID S2JB di Tanjung Enim dan Baturaja, Pasca Bencana Banjir

Respon Cepat Tanggap Bencana YBM PLN UID S2JB di Tanjung Enim dan Baturaja, Pasca Bencana Banjir

Respon Cepat Tanggap Bencana YBM PLN UID S2JB di Tanjung Enim dan Baturaja, Pasca Bencana Banjir.-Foto: lahatpos.co-

“Saya sekali lagi menyampaikan harapan dengan terbentuknya UP3 Lubuklinggau ini akan menambah semangat bersama dalam mewujudkan S2JB yang lebih terang dan kami siap melayani calon investor untuk menjalankan usahanya di wilayah kerja UP3 Lubuklinggau ini. Jadi jangan ragu untuk berinvestasi di wilayah kerja UP3 Lubuklinggau" imbuh Rovikoh.

Sementara itu, Penjabat Walikota Lubuklinggau, Trisko Defriyansa, memberikan apresiasi atas hadirnya UP3 Lubuk Linggau. 

“Dengan kehadiran UP3 Lubuk LinggaU ini, kita harapkan lebih mengedepankan pelayanan pelanggan seperti penyelesaian keluhan pelanggan dengan cepat dan tentunya keandalan jaringan. Apalagi Kota Lubuk Linggau ini merupakan Kota terbesar kedua setelah Palembang dengan sarana dan prasarananya sangat lengkap. Kami Pemkot Lubuklinggau siap mendukung Kerjasama dan bersinergi dengan UP3 Lubuklinggau," pungkas Trisko.

Berita Baca Juga:

Kurangi Emisi Karbon, PLN Sabet Penghargaan Best Impact in Environment of The Year

PT PLN (Persero) meraih penghargaan Mata Lokal Award kategori Best Impact in Environment of The Year atas komitmennya mengurangi emisi karbon di tanah air, Jakarta (17/5). 

Sumbangsih yang dianggap signifikan dilakukan perseroan adalah langkah dekarbonisasi di sektor kelistrikan dan transportasi melalui penggantian PLTU ke pembangkit EBT dan gas, co-firing biomassa pada PLTU, Implementasi carbon trading, dedieselisasi, pengembangan pembangkit EBT dan dukungan infrastruktur EV.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang hadir pada acara penghargaan mengatakan, Pemerintah mengapresiasi dan mendukung penuh langkah heroik PLN dalam menjalankan transisi energi, khususnya dalam peningkatan pemanfaatan EBT dan mendukung peralihan dari energi fosil. 

Langkah ini dia lihat penting mengingat Indonesia juga tengah fokus pada pengembangan green tourism atau destinasi wisata berkelanjutan. 

“Jadi green tourism adalah masa depan pariwisata kita, dan kita berharap PLN bisa mendukung. Kita berharap bahwa pariwisata kita semakin berkualitas dan berkelanjutan, membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas termasuk green jobs,” ujar Sandiaga.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan penghargaan Mata Lokal Award ini adalah buah manis perjuangan tak kenal lelah para insan PLN dalam upaya mereduksi emisi karbon di sektor kelistrikan.

Sebelumnya PLN telah melakukan berbagai inisiatif dekarbonisasi, di antara yang telah dijalankan PLN adalah pembatalan penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 13,3 Gigawatt (GW), pembatalan Power Purchase Agreement (PPA) PLTU sebesar 1,4 GW, mengganti 1,1 GW PLTU dengan pembangkit berbasis EBT, mengganti 800 Megawatt (MW) PLTU dengan pembangkit gas, penerapan co-firing biomassa pada 43 PLTU, program dedieselisasi dengan total kapasitas mencapai 1 GW, dan pengembangan 21 GW pembangkit EBT. Berbagai upaya tersebut mampu mengurangi dan menghindari emisi karbon hingga total 3,7 miliar ton CO2.

”Sebagai motor penggerak ekonomi bangsa, keberadaan PLN amatlah penting dalam menjamin ketersediaan energi listrik bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Transisi dari energi fosil ke energi bersih merupakan peluang bagi kita untuk membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, salah satunya pada green tourism yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, mengentaskan kemiskinan, dan pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan," jelas Darmawan. 

Darmawan juga mengungkapkan dukungan PLN kepada Pemerintah dalam pengembangan green tourism. Hal ini dapat dilihat dari kerja sama antara PLN dan PT Taman Wisata Candi (TWC) untuk menghadirkan energi bersih di lingkungan destinasi wisata yang dikelola TWC seperti Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

“Sekarang penggunaan energi hijau menjadi suatu kebutuhan atau kewajiban yang perlu terus kita tingkatkan. Terkait dengan green tourism, kami support penuh, karena sejalan dengan visi kita dalam agenda transisi energi guna mencapai Net Zero Emissions di tahun 2060 atau lebih cepat,” sambung Darmawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: