Rekor! PTBA dan Paguyuban Krajan Berdayakan 1.127 Lansia Produksi Tusuk Sate
PTBA memberdayakan 1.127 penduduk lanjut usia (lansia) dalam usaha produksi tusuk sate. --
LAHATPOS.CO, Lampung - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan Paguyuban Krajan berhasil mendapatkan anugerah dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena telah memberdayakan 1.127 penduduk lanjut usia (lansia) dalam usaha produksi tusuk sate.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Operasional MURI Jusuf Ngadri kepada General Manager PTBA Unit Pelabuhan Tarahan Dadar Wismoko dan Ketua Paguyuban Krajan Samadi di Sentra Tusuk Sate Paguyuban Krajan, Lampung Selatan, Rabu (16/11).
Direktur Operasional MURI Yusuf Ngadri mengungkapkan, rekor tersebut layak dicatat dan dianugerahi penghargaan karena program Corporate Social Responsibility (CSR) PTBA ini tak hanya sekadar mengembangkan usaha tusuk sate tapi juga memberdayakan para lansia.
"Program CSR pembuatan tusuk sate meningkatkan perekonomian lansia dan membantu perekonomian desa. Pembuatan tusuk sate oleh 1.127 lansia sangat layak untuk mendapat rekor MURI karena ini yang pertama di Indonesia, bahkan dunia," kata Yusuf.
BACA JUGA:Setiap Murid Sedekah Satu Canting Beras, Program Jumat Sedekah SD Negeri 1 Merapi Selatan
BACA JUGA:Optimalkan Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024, Bawaslu Lahat Gaet Media Massa
Sementara itu, General Manager PTBA Unit Pelabuhan Tarahan Dadar Wismoko mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung program ini karena pengembangan produksi tusuk sate membantu mengatasi masalah pengangguran di Desa Sidomulyo.
PTBA Unit Pelabuhan Tarahan sejak tahun 2018 telah melakukan pendampingan dan pengembangan produksi tusuk sate di Desa Sidomulyo.
"Kami berkolaborasi dengan Paguyuban Krajan untuk memberdayakan teman-teman lansia supaya produktif kembali. Kami mulai mendampingi mereka sejak masih usaha konvensional sampai mereka punya rumah produksi sendiri. PTBA juga melakukan penguatan kelembagaan mitra binaan menjadi koperasi," tuturnya.
Program pengembangan produksi tusuk sate berawal dari keprihatinan Paguyuban Krajan akan ketergantungan Indonesia pada tusuk sate impor.
BACA JUGA:Tujuh Fraksi DPRD Empat Lawang Setuju Raperda APBD 2023
BACA JUGA:Waduh, Ada Minyak Tumpah di Jalan Lintas, Puluhan Pengendara Motor Terjatuh
Dengan dukungan dari PTBA, masyarakat Desa Sidomulyo tergerak membuka peluang bisnis baru.
Produksi tusuk sate setiap hari bisa 5 kg per orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: