Sejarah Kelam Sepakbola Indonesia, Tragedi Kanjuruhan

Sejarah Kelam Sepakbola Indonesia, Tragedi Kanjuruhan

Suasana di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur, saat Arema FC kontra Persebaya Surabaya.-Foto : dok/lahatpos.co-

Kericuhan pecah usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. 

Kekalahan Arema FC merupakan yang pertama sejak 23 tahun terakhir.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri.

Sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. 

Sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan. 

10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. 

"Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

Ditambahkannya laga di Stadion Kanjuruhan berjalan lancar. 

Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa.

Kekecewaan ini yang memantik mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: