Pembentukan ibu kota terjadi pada 20 Mei 1869. Saat itu, Lahat dipimpin oleh Asisten Residen PP.DU.CLOUX. Berdasarkan sejarah pembentukan wilayah ini, ditetapkan hari jadi Kabupaten Lahat bersamaan dengan terbentuknya Afdeling Lematang Oeloe, en Lematang Ilir, en de Pasemah Landen pada 20 Mei.
Tentunya, masih ada fakta menarik lainnya dari kabupaten ini. Berikut enam fakta menarik Kabupaten Lahat yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Kawasan Megalit
Kabupaten Lahat mendapat rekor MURI pada 2021 sebagai daerah dengan peninggalan megalitikum terbanyak di Indonesia. Pusatnya berada di Dataran Tinggi Pasemah yang dikenal oleh para arkeolog. Dataran tinggi ini membentang dari barat laut hingga tenggara sepanjang 70 kilometer yang merupakan gugusan dari bukit barisan.
Pasemah memiliki sejumlah batu megalit yang dibuat oleh manusia purba pada 2000 hingga 3000 tahun yang lalu. Batu-batu megalit ini terdiri dari berbagai bentuk dan juga ukuran, hal ini menandakan kemampuan yang menakjubkan serta budaya yang dimiliki oleh manusia purba.
Batu-batu ini antara lain berbentuk manusia, binatang, dan rumah batu. Sayangnya, tidak ditemukan tulisan pada batu sehingga tidak diketahui siapa yang membuat batu-batu ini. Selain itu, terdapat pula dolmen, tetralith, batu datar, lumpang batu, menhir, kubur batu, dan kubur tempayan. Situs-situs megalitik Pasemah ini tersebar di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam, dan sebagian Kabupaten Empat Lawang.
2. Bukit Serelo
Bukit Serelo berada di Kecamatan Merapi Selatan, tepatnya berada di Desa Perangai. Selain dikenal sebagai Bukit Serelo, lokasi ini dikenal pula sebagai Gunung Jempol dan Bukit Tunjuk. Penyebutan Bukit Tunjuk dikarenakan bentuk dari puncak bukit menyerupai telunjuk yang mengarah ke langit.
Masyarakat percaya bahwa kehadiran bukit ini sebagai pengingat bahwa masih ada Tuhan di atas manusia, sehingga manusia harus tetap rendah hati. Bukit ini merupakan bagian dari Bukit Barisan yang dikelilingi oleh Sungai Lematang.
Bukit Serelo ini memiliki tinggi kurang lebih 900 meter di atas permukaan laut dan dapat dilihat dari Kabupaten Muara Enim. Pesona pemandangan bukit yang memikat hati, membuat bukit ini terkadang dijadikan tempat kemah. Puncak bukit dapat dicapai dengan memanjat tebing curam.
3. Rumah Adat Khas Lahat
Rumah adat Lahat disebut sebagai rumah Baghi (lama) yang memiliki konstruksi bangunan berupa rumah panggung. Atap Rumah Baghi terbuat dari piabung atau glumpai yang bentuknya mirip dengan Rumah Minang. Rumah Baghi terbuat dari kayu Medang Derian atau Cemare yang dapat bertahan hingga ratusan tahun, tetapi ada pula yang menggunakan bambu.
Menurut adat Lahat, ketika membuat Rumah Baghi, harus dihitung terlebih dahulu jumlah anak tangga dengan hitungan kata ‘tangga, tunggu, tinggak’. Masyarakat percaya dengan hitungan kata ini akan berpengaruh kepada penghuni rumah ketika rumah sudah dibangun. Hitungan anak tangga ini, dimulai dari lantai dasar rumah atau atas tangga sampai ke tanah.