JARAI AREA, LAHATPOS.CO – Ketua TP PKK Kabupaten Lahat Lidyawati Cik Ujang mengajak, tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (toma), membantu mencegah stunting pada anak di Jarai Area, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Lidyawati Cik Ujang menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak baduta (umur anak di bawah 2 tahun). Penyebab stunting karena kekurangan gizi kronis. Sejak dari dalam kandungan sampai umur 2 tahun.
Ciri yang paling mudah mengenali anak terindikasi stunting adalah, tinggi anak tidak sesuai usianya. Anak lebih pendek.
Ciri lain adalah rambut anak berwarna kuning.
“Saya pernah konsultasi dengan orang Kementerian terkait ciri ciri anak terkena stunting. Bahwa dari umur anak 5 tahun, terlihat rambutnya berwarna kuning. Itu akibat kekurangan gizi, jadi rambutnya menjadi kuning,” terang Lidyawati Cik Ujang.
Penjelasan ini disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Lahat Lidyawati Cik Ujang pada acara Pembinaan dan Penggerakan Tokoh Agama (Toga) dan Tokoh Masyarakat (Toma) dalam Program Bangga Kencana di Aula Kantor Camat Jarai, Jumat 17 September 2022.
Akibat Stunting Anak Jadi Bodoh
Bahaya stunting mengakibatkan kebodohan pada anak.
Terjadi penurunan fungsi otak. Pusat penelitian mengatakan, kurang kecerdasan sampai 30 persen. Jadi kualitas kepintaran anak kita berkurang.
“Kalau kualitas kecerdasan anak kita menurun, nanti yang akan masuk ke daerah kita orang dari luar. Seperti jabatan Camat Jarai, bisa bisa yang mengisi bukan orang asli Lahat, melainkan dari daerah lain. Karena generasi masa depan terkena stunting tadi,” terangnya.
Dikatakan Lidyawati Cik Ujang, bahwa Stunting sudah menjadi program nasional. Dari pemerintah pusat sampai ketingkat bawah terus berupaya mencegah dan menuntaskan stunting.
Tahun 2024 nanti, pemerintah menargetkan terjadi penurunan penderita stunting sebesar 14 persen.
Nah, di Kabupaten Lahat. Stunting terus menurun.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, penderita stunting sebesar 84,1 persen. Pemda Lahat melalui jajaran instansi dan masyarakat, terus berupaya melakukan pencegahan stunting, sehingga angka penderita stunting mengalami penurunan menjadi 22 persen.
“Menuntaskan stunting perlu tindakan oleh semua pihak. Tidak cukup dikerjakan oleh pemerintah saja. Akan tetapi, butuh dukungan dari masyarakat. Khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat Jarai Area ini. Supaya generasi masa depan kita tumbuh normal dan cerdas,” ujar Lidyawati Cik Ujang.