Proporsi Depresi Postpartum dan Hubungannya dengan Jenis Persalinan dan Paritas

Proporsi Depresi Postpartum dan Hubungannya dengan Jenis Persalinan dan Paritas

Novy Ratnasari Sinulingga, S.Tr.Keb., M.Keb menulis artikel berjudul Proporsi Depresi Postpartum dan Hubungannya dengan Jenis Persalinan dan Paritas.-foto: lahatpos.co-

Paritas merupakan banyaknya bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu (Manuaba, 2012). Penelitian ini menunjukkan bahwa paritas terdapat hubungan yang signifikan dengan depresi pascapersalinan (p=0,016) seperti pada (Tabel 3.). 

Responden yang mengalami adanya gejala depresi pascapersalinan lebih banyak pada kelompok multipara (45,6%) dibandingakan primipara (23,6%). Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan multipara merupakan faktor risiko yang dapat memengaruhi depresi pascapersalinan (Adeyemo et al., 2020; Nasri et al., 2017).

Primipara dapat memengaruhi depresi pascapersalinan pada penelitian lain sebelumnya. Primipara dua kali lebih mungkin mengalami depresi pascapersalinan (Dubey et al., 2021; Tikmani et al., 2016). 

Ibu baru yang tidak memiliki pengalaman dalam mengasuh anak dapat menimbulkan rasa khawatir dan takut jika melakukan kesalahan. 

Tugas sebagai ibu baru dapat membuat ibu merasa bingung, semakin terbebani, dan merasa kurang bebas setelah kelahiran seorang bayi. Ibu yang kurang berpengalaman akan memengaruhi performa dalam mengasuh bayinya. 

Pengetahuan ibu berpengaruh terhadap kualitas mengasuh bayinya (Putriarsih et al., 2017). Primipara sebagai faktor risiko depresi pascapersalinan dikarenakan ibu baru umumnya dapat mengalami ketidaknyamanan dan masalah setelah melahirkan (Dubey et al., 2021).

Multipara dianggap lebih siap secara psikologis dalam menyambut kelahiran bayi dibandingkan primipara. 

Pengetahuan dan pengalaman sebelumnya terkait melahirkan dapat memengruhi kesiapan seorang ibu selanjutnya (Sapulette et al., 2022; Soep, 2011). Multipara menunjukkan lebih banyak yang mengalami adanya gejala depresi pascapersalinan dan secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dan depresi pascapersalinan. 

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang melaporkan bahwa multipara sebagai faktor risiko terjadinya depresi pascapersalinan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak anak sehingga memicu terjadinya stres pada ibu (Adeyemo et al., 2020). 

Multipara yang mengalami depresi pascapersalinan juga berkaitan dengan biaya, dimana semakin banyak anak maka akan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan terkait memenuhi kebutuhan anak dan keluarganya (Yasa & Lesmana, 2019).

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa primipara ataupun multipara berisiko terhadap kejadian depresi pascapersalinan. Penelitian lainnya masih menemukan tidak adanya hubungan antara paritas dan depresi pascapersalinan (Fatmawati & Gartika, 2021). 

Kesehatan seorang ibu dapat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah anak yang dilahirkan. Persalinan pertama secara umum memiliki risiko yang tinggi dibandingkan dengan persalinan kedua atau ketiga yang biasanya lebih aman. 

Kematian bayi dan ibu berisiko lebih tinggi terjadi pada kelahiran keempat dan seterusnya (Apriliana et al., 2016). Paritas yang tinggi tidak hanya dapat berdampak buruk terhadap psikologis ibu, namun banyaknya jumlah persalinan seorang ibu juga dapat memengruhi kualitas kesehatan anaknya. 

Paritas yang lebih dari 4 anak secara signifikan berkaitan dengan kematian neonatus. Bayi prematur dan kematian janin yang tinggi terjadi pada kelompok paritas yang tinggi (Khan et al., 2022; Siahaan & Ariawan, 2021). 

Deteksi dini terhadap risiko terjadinya depresi pascapersalinan penting untuk dilaksanakan dalam asuhan pascapersalinan. Deteksi ini bertujuan untuk skreening agar mendapat penanganan dengan tepat sehingga tidak membahayakan ibu maupun anggota keluarga lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: