Situs Megalitik Temuan Terbaru di Pasemah

Situs Megalitik Temuan Terbaru di Pasemah

Situs Megalitik Temuan Terbaru di Pasemah.-foto: lahatpos.co-

Di desa ini kami menemui seorang pemuda bernama Doni Heryansyah (26 tahun) yang sebelumnya sudah kami hubungi melalui juru pelihara Taufik Hidayat. 

Setelah bertemu dengan Doni kami langsung bergegas untuk menuju lokasi lumpang batu walaupun awalnya Doni dan orang tuanya mengajak kami untuk minum kopi.

Kami menuju lokasi lumpang batu dengan mengendarai dua sepeda motor, Doni bersama Mario dan Bayu bersama Indirman (bapaknya Doni). 

Dari Desa Lubuk Dendan dengan menyusuri jalan setapak menuju Desa Talang Padang, lalu masuk ke jalan aspal menuju Desa Talang Padang kemudian menyusuri jalan setapak di tepi persawahan.yang dikenal dengan sebutan ataran Karlantang dengan pemandangan hamparan sawah yang baru saja ditanami padi. 

Setelah Ataran Karlantang kami memasuki kebun kopi yang bercampur dengan kebun karet dan setelah menempuh perjalanan sekitar 250 m tibalah kami di lokasi lumpang batu tepat di sisi kanan jalan.

“Aku dek keruan ini batu ape, walaupun aku lah liwat batu ini lah lebih 40 tahun sejak aku diajak bapangku dulu” tutur Indirman. 

“Aku pule dek keruan batu ape ini, setahu aku ini Batu Betekuk karene ade due lubang diketuki” ujar Doni menambahkan cerita bapaknya. 

Setelah kami sampaikan bahwa batu ini adalah lumpang batu dan merupakan peninggalan masa megalitik barulah mereka tahu bahwa batu ini merupakan batu yang punya nilai budaya. 

Jenis lumpang batu berlubang dua yang berada di ataran Talang Begusur Desa Talang Padang Kecamatan Mulak Sebingkai ini mempunyai kemiripan dengan lumpang batu lainnya seperti di situs megalitik Tinggihari I, Batu Tigas, Bandar Aji, Pajar Bulan, Batu Tiang, dan Baturang Jarai. 

Lumpang batu mempunyai pelipit atau pembatas dengan ukuran panjang 170 cm, lebar 66 cm, mempunyai 2 lubang dengan masing-masing lubang berdiameter sama yaitu 17 cm dan kedalaman yang sama pula yaitu 17 cm. Ketika kami sedang mengukur lubang lumpang batu yang memiliki ukuran persis sama baik diameter dan kedalamanya hal ini membuat Indirman tersenyum heran dan kagum bagaimana manusia masa itu membuatnya.  

Aku melihat seputaran lumpang batu yang ditanami pohon kopi dan karet, aku tidak melihat adanya batu lain kecuali lumpang batu ini tetapi aku menduga bakal ada batu lain yang merupakan peninggalan masa megalitik di lokasi ini, tak mungkin cuma satu lumpang ini saja dan akhinya aku bertanya “ade batu lain dide di sekitar ini” dan pertanyaanku ini di jawab oleh Doni “ ade disane” sambil Doni mengajak kami ke arah batu yang dimaksud. Kamipun berjalan bersama dan meninggalkan kedua motor yang membawa kami kesini. Sekitar 250 m tibalah kami di batu yang dimaksud Doni dengan batu kecik (kecil). 

Dan ternyata adalah lumpang batu lagi dan menjadi lubang batu kedua di lokasi ini. Pada awalnya terlihat lumpang batu berlubang satu tetapi setelah dibersihkan rumput dan tanahnya (agak miring) maka terlihatlah dua lubang. 

Lumpang batu kedua ini mempunyai panjang 120 cm, lebar 95 cm, diameter pertama 20 cm dan lubang kedua 17 cm.

“Oiiii…..kami dek pernah ngeruani batu ini, kami liwat-liwat saje” ujar Indirman yang telah berkebun di sini di ajak bapaknya sejak 40 tahun yang lalu. 

Hal seperti ini pernah kami alami ketika kami ke Desa Bandar Aji Kecamatan Jarai dimana warga yang setiap hari melintas di lumpang batu tidak mengetahui bahwa batu tersebut mempunyai nilai budaya yang tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: