Melihat Makanan Khas Tahun Baru Islam di Indonesia, Salah Satunya Pasti Bikin Nostalgia

Melihat Makanan Khas Tahun Baru Islam di Indonesia, Salah Satunya Pasti Bikin Nostalgia

Makanan Khas Tahun Baru Islam di Indonesia -sumber foto google-lahatposco

Lahatpos.co – sebagaimana Berdasarkan kalender Kementerian Agama (Kemenag) RI, 1 Muharram jatuh pada hari Minggu, 7 Juli 2024. 

Yang artinya sebentar kita akan memasuki 1 Muharram 1446 H, bagi orang Indonesia, banyak hal semacam tradisi dalam rangka menyambut tahun baru islam.

Dan disini kita akan memberikan pengetahuan mengenai makanan khas tahun baru islam di Indonesia.

1. Bubur Suro

Bubur Suro merupakan makanan yang selalu hadir saat tahun baru Islam, tepatnya pada satu Suro di kalender Jawa. Hidangan ini biasanya ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Bubur Suro terbuat dari beras yang dimasak dengan bumbu khas seperti jahe, santan, dan sereh.

Berbeda dengan bubur pada umumnya, bubur ini memiliki cita rasa yang unik dan kaya akan filosofi.

Bubur Suro ditaburi dengan tujuh jenis kacang dan berbagai topping berbeda, seperti kacang tanah, kacang hijau, dan biji wijen.

Setiap daerah memiliki variasi penyajian, namun yang pasti, bubur ini selalu dilengkapi dengan bahan tambahan berjumlah tujuh, seperti tujuh jenis buah-buahan yang masing-masing berjumlah tujuh butir.

Bubur Suro menjadi simbol syukur dan harapan untuk tahun baru yang penuh berkah.

2. Bubur Merah Putih

Masyarakat Jawa Barat memiliki tradisi membuat dan menyantap bubur merah putih saat tahun baru Islam.

Bubur ini biasanya disantap bersama di masjid oleh masyarakat setempat. Bubur merah putih terdiri dari dua jenis bubur yang berbeda: satu berwarna merah dengan rasa manis yang terbuat dari gula merah, dan satu lagi berwarna putih dengan rasa gurih yang terbuat dari santan.

Bubur merah putih tidak hanya enak, tetapi juga sarat makna. Warna merah dan putih melambangkan keseimbangan hidup, serta rasa syukur atas berkah yang telah diterima sepanjang tahun.

3. Ayam Ingkung

Ayam Ingkung adalah sajian khas perayaan besar di tradisi masyarakat Jawa, termasuk tahun baru Islam atau malam satu Suro. Hidangan ini biasanya dibuat untuk dimakan bersama-sama.

Ayam ingkung merupakan ayam kampung utuh yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, daun salam, dan sereh.

Menurut sejarawan Heri Priyatmoko, ayam ingkung biasanya disajikan berbarengan dengan bubur merah putih dalam tradisi tahun baru Islam masyarakat Jawa.

Hidangan ini melambangkan kebersamaan dan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan.

4. Tumpeng

Tumpeng selalu hadir dalam berbagai perayaan di daerah Jawa, termasuk tahun baru Islam. Tumpeng adalah nasi yang dibentuk kerucut dan dikelilingi oleh berbagai lauk-pauk.

Puncak tumpeng yang berbentuk kerucut melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, sedangkan bagian bawahnya melambangkan hubungan antar manusia.

Tumpeng dalam perayaan tahun baru Islam menjadi lambang rasa syukur atas berkah dan rahmat yang telah diterima.

Setiap lauk-pauk yang mengelilingi tumpeng memiliki makna tersendiri, seperti ayam ingkung yang melambangkan ketulusan, telur yang melambangkan keberhasilan, dan sayuran yang melambangkan kesuburan.

5. Gunungan Hasil Bumi

Di Banyuwangi, Jawa Timur, terdapat tradisi Grebeg Tumpeng Sururi yang identik dengan gunungan hasil bumi.

Gunungan ini terdiri dari berbagai macam hasil bumi, seperti buah dan sayur, yang kemudian diarak sejauh satu kilometer sebelum diperebutkan oleh warga. 

Gunungan hasil bumi ini melambangkan kesuburan dan kekayaan alam Indonesia, serta menjadi wujud rasa syukur kepada Tuhan.

Buah dan sayur yang terdapat dalam gunungan ini, seperti pisang, apel, dan kacang, dipercaya dapat membawa berkah dan kemakmuran bagi yang berhasil mendapatkannya.

6. Bella Pitunrupa

Bella Pitunrupa adalah bubur tradisional khas suku Bugis di Sulawesi Selatan, yang artinya bubur tujuh macam. Bubur ini selalu muncul pada hari ke-10 Muharram.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Bella Pitunrupa terdiri dari tujuh macam hasil bumi, yaitu jagung, pisang, nangka, beras ketan putih, beras biasa, kacang hijau, dan buah Aduh.

Penggunaan tujuh bahan ini melambangkan jumlah hari dalam sepekan, sedangkan buah Aduh yang tumbuh di atas permukaan tanah, menjadi simbol kemakmuran dan limpahan rezeki.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: lahatpos.co