Bawaslu Lahat

Cerita Pemilik Lahan Sehingga Pembakaran Alat Berat di Lahan Yang Bersengketa di Banjar Sari, Bukan Disengaja

Cerita Pemilik Lahan Sehingga Pembakaran Alat Berat di Lahan Yang Bersengketa di Banjar Sari, Bukan Disengaja

Pemilik lahan Aminudin warga Desa Banjar Sari --

LAHATPOS.CO, Merapi timur  -  Cerita dari pemilik lahan di Desa Banjar dilahan yang bersengketa dengan PT BGG di awal tahun 2009.

Aminudin warga Desa Banjar Sari Kecamatan Merapi Timur menceritakan pada tahun 2009 di duga oknum masyarakat desa Muara Lawai sudah memblok lahan-lahan masyarakat desa Banjar Sari dan atas dasar itulah kami masyarakat desa Banjar Sari menyanggah dan kami laporkan kepada pemerintah desa dan BPD pada saat itu dan kami minta kepada PT BGG agar jangan dulu menggarap atau mengeksplorasi lahan tersebut yang tidak mempunyai surat menyurat.ucapnya.

Sehingga pada saat itu di tahun 2011 saya kordinasi dengan pemerintah desa dan BPD agar kami minta kepada pihak PT BGG agar menstop atau tidak melakukan eksplorasi lahan masyarakat desa Banjar Sari sebelum ada keputusan dari pemerintah.

Namun di duga pihak perusahaan bekerjasama dengan oknum masyarakat desa Muara Lawai  sehingga eksplorasi tetap berjalan dan menggusur lahan masyarakat desa Banjar Sari.

Sehingga pada saat itu masyarakat mengadakan pertemuan di Pemda Lahat yang di ketua oleh ketua DPRD Kabupaten Lahat yang pada waktu itu diketuai Pak Herli.

Sehingga pak Herli memerintahkan kepada masyarakat desa Banjar Sari agar lahan yang sudah di gusur agar dipatok.

Sehingga masyarakat  desa Banjar Sari turun ke lapangan untuk mematok lahan, dan saat turun kelapangan itu perusahaan masih tetap menggusur termasuk Lahan saya sendiri.Terang Amin.

Dan dengan adanya penggusuran itu maka spontasnitas masyarakat langsung melakukan pembakaran, sehingga saya bersama Alm H Hamzah sebagai pemilik lahan malah dianggap sebagai provokator.

"Sedangkan kami bersama masyarakat bersama-sama pada saat itu tidak ada yang menyuruh membakar hanya spontanitas karena lahanya di gusur ya jadi seperti itu."

Dan hingga saat ini masih sering terjadi demo atas lahan tersebut namun tidak ada penyelesaian.

Padahal intruksi presiden saat itu jika ada mafia tanah maka harus di berantas tapi sampai saat ini  tidak ada penyelesaian nya.

"Dan saat inj kami mohon kepada bapak Presiden dan bapak menteri terkait melalui surat yang sudah dilayangkan melalui kepala desa Banjar Sari tolong ditanggapi dan diselesaikan jangan sampai terjadi pembakaran yang kedua dan ketiga kalinya" tegas Amin.

"Dan kami saat ini sudah sadar bahwa pemerintah desa saat ini mengarahkan jangan bertindak anarkis tapi jika tidak ada penyelesaian ya bagaimana masyarakat mau tenang padahal lahan sudah digusur dan surat kami ini tidak berlaku sedangkan mereka itu oknum masyarakat desa Muara Lawai cuma segelintir."

Kami masyarakat desa Banjar Sari minta tolong kepada presiden dan menteri terkait agar di telusuri kasus ini dan tangkap oknum-oknum itu.

Masak kami pemilik lahan hanya nonton padahal lahan itu dari nenek moyang kami dan kami selaku cucung ini hanya meneruskan masak lahan kami di gusur kami hanya diam saja.

Bahkan kasus ini sudah kami laporkan ke Camat,  Bupati,  Gubernur,  Kepolisian tapi tidak ada penyelesaian.

Sehingga kami minta kepada kepala desa agar kasus ini dilaporkan ke Presiden agar Presiden mendengar keluhan kami yang dibawah ini pak meski kami sangat sadar dan kesadaran kami terbatas karena kami manusia biasa sehinggga kami mohon pada presiden dan menteri-menteri agar dengarkan keluhan kami ini" Tegasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: