Tahun Baru Bukan Ajaran Islam

Tahun Baru Bukan Ajaran Islam

--

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

 

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al Isra: 27).

Sudah selayaknya kita berpikir kritis, dari manakah perayaan tahun baru ini, agar kita tidak menjadi orang-orang yang mengekor kebiasaan umat lain. Rasulullah tegaskan dalam haditsnya,

 

"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian selangkah-demi selangkah, hingga kalian masuk lubang biawak sekalipun kalian akan ikut memasukinya,"

 

A.D. El Marzedeq dalam bukunya Parasit Aqidah menuliskan penanggalan Romawi diambil oleh Nasrani Eropa pada tahun 1582 M. Paus Gregorius yang merubah kalender Yulian untuk kemanfaatan gereja. 

 

Tanggal 1 Januari dijadikan sebagai hari Tahun Baru Masehi (Kristen). Kaum Nasrani Eropa biasa merayakannya di gereja-gereja dengan sambutan-sambutan, kebaktian dan menyalakan lilin. Diluar gereja mereka saling kunjung mengunjungi, bersalam-salaman dan mengucapkan selamat.

 

Sebagian dari mereka menari, menari, minum arak dan meniup terompet. Jadi jelas terlihat bahwa perayaan tahun baru masehi ada kaitannya dengan ibadah agama kristen. Maka Natal dan tahun baru adalah satu paket.

Akhirnya, marilah kita sambut tahun baru ini dengan rasa syukur serta mengharap taufiq, hidayah Allah, agar perjalanan kita senantiasa tetap sesuai dengan tuntunan yang diridhoiNya. 

 

Hendaknya kita jadikan tahun baru ini sebagai neraca perbandingan amal ibadah. Kita renungkan kembali lembaran amal ibadah tahun lalu, kita koreksi kekurangan dan kesalahannya dengan niat menambah serta memperbaikinya pada tahun yang kita hadapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: