Tahun Baru Bukan Ajaran Islam
--
Jamaah Jum 'ah yang dimuliakan Allah SWT.
Karena itu lah, manusia terkadang berubah-ubah dalam merespon pergantian tahun. Ada yang penuh sujud syukur ketika memasuki detik-detik pergantian tahun, ada yang penuh dengan sorak sorai dan pesta, ada pula yang terlelap dalam buaian kenikmatan semu mumpung malam tahun baru.
Di pihak lain, begitu banyak orang yang duduk dalam keheningan untuk melihat dengan jernih seraya mengharap bimbingan Yang Maha Kuasa dalam memasuki tahun depan. Fenomena yang terjadi, ketika memasuki perpindahan tahun, terompet bersiap untuk ditiup dengan sorak-sorai dan gemuruh. Selang beberapa jam kemudian, sampah-sampah hasil pesta malam tahun baru yang berserakan tampak di belantara lapangan dan jalan-jalan.
Bukankah ini menunjukkan bahwa peristiwa pergantian tahun hanya merupakan fenomena sesaat yang memberikan kenikmatan dalam hitungan detik, menit dan jam. Itulah sebabnya orang secara tidak sadar telah menghamburkan sekian banyak uang untuk menikmati perpindahan tahun.
Bukan tahun barunya yang penting, tetapi bagaimana setiap manusia mulai menata ulang sikap mentalnya untuk memasuki tahun baru. Tahun baru berarti memiliki cara pandang yang baru dan suci dalam upaya dan usaha memperoleh sesuatu yang baru. Tahun baru juga berarti mengasah kompetensi diri dalam peningkatan keimanan dan ketaqwaan.
Tahun baru bermakna menemukan jati diri yang sesungguhnya tentang makna kehidupan dan arti hidup, sehingga hidup ini dapat memberi manfaat bagi semua.
Jamaah yang dirahmati Allah.
Menjelang pergantian tahun, sebagian umat Islam, lebih khusus generasi muda larut dalam kegembiraan. Meniup terompet sambil keliling kota, menunggu detik-detik pergantian menjadi keharusan. Bahkan dilanjutkan sampai pagi. Begadang semalam suntuk, berpesta, bernyanyi, menyalakan api unggun bahkan sampai ditemani minuman keras. Awal tahun lalu kita mendapatkan kabar dua anak muda berlainan jenis tergilas kereta api.
Akan kah fenomena ini menjadi kebiasaan keluarga kita dirumah, di lingkungan kita, di semua tempat ber mayoritas muslim.
Jamaah sekalian. Tentunya melalui khutbah ini. Berhadap sebagai sarana saling mengingatkan. Karena fenomena ini penting untuk di cermati. Kenapa? Karena lebih besar kerusakannya dibanding manfaatnya.
lihat saja, mulai dari mubazir waktu dengan tidak tidur semalam suntuk hanya untuk hura-hura, sampai mubazir uang dengan membeli terompet yang kemudian dibuang.
Ditambah lagi rawannya aksi kerusuhan dan kecelakaan. Dan yang lebih mengerikan bila kesempatan tersebut digunakan untuk pesta minum-minuman keras dan pesta narkoba atau juga pergaulan bebas.
Karena di kalangan muda untuk memeriahkan sesuatu yang istimewa bagi kekasih di tahun baru, berbuat hal yang tidak senono. Semoga Allah melindungi anak-anak kita, dan keluarga kita.
Allah dengan tegas melarang hal-hal di atas dengan alasan apapun
Perhatikan ayat Al Qur'an berikut,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: