Korban Kekerasan Diksar UKMK Litbang UIN Palembang

Korban Kekerasan Diksar UKMK Litbang UIN Palembang

Korban Kekerasan dilingkungan kampus berada di rimah sakit dijenguk Wakil dekan, - Foto: Ist--

PALEMBANG, LAHATPOS.CO - Kasus kekerasan fisik yang dialami ALP, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang saat pelaksanaan pendidikan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) diduga disebabkan karena dirinya menyebarluaskan tentang iuran kegiatan yang tidak masuk akal.

Pasalnya, sebelum pelaksanaan diksar yang berlangsung pada Kamis (29/10/2022) sampai Minggu (02/10/2022) lalu di Bumi Perkemahan (Buper) Gandus, ALP yang juga bertugas sebagai panitia meneruskan pesan terkait biaya kegiatan tersebut.

Menurutnya, nominal yang harus dikeluarkan sangat besar dan tidak sepadan dengan apa yang didapat peserta selama kegiatan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, ALP datang di hari kedua kegiatan, yaitu pada Jumat (30/10/2022) selepas salat. Saat itu, dirinya dibawa ke pos panitia dan langsung digeledah.

Ketika pelaku berhasil menemukan bukti penyebaran infomasi tersebut ada di ponsel ALP, ia langsung dipukul di pelipis kirinya.

“Sebelum saya datang, panitia yang lain sudah digeledah semua Hp nya, tapi mereka ga nemu,” ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Hermina Jakabaring.

Tak lama dari itu, ALP menjelaskan, dirinya dibawa ke pinggir danau oleh tiga orang pelaku untuk menghadap senior lainnya.

Ponselnya kembali digeledah oleh pelaku yang ada di sana. Ia kemudian digiring ke kamar mandi.

Di sana, sekitar pukul 15.00 WIB, ALP dikeroyok oleh kurang lebih 10 orang. Pada saat itu, ia dipaksa menanggalkan pakaiannya.

“Disuruh buka baju sampai telanjang dan dibawa ke luar, terus saya diikat di pohon. Di situ saya dipermalukan di depan para panitia, termasuk yang perempuan,” jelasnya.

Setelah dipermalukan selama kurang lebih 20 menit, ia dibawa ke kamar mandi lagi dan kembali menerima siksaan untuk kesekian kalinya. Kata ALP, ketika disiksa, ia juga diancam oleh salah satu pelaku dengan senjata tajam.

“Yang mengancam itu sambil pegang golok. Dia juga memprovokasi pelaku yang lain untuk juga mencari senjata tajam masing-masing. Itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB,” terangnya.

Lebih lanjut, ALP mengatakan sang ayah sempat berkunjung ke lokasi diksar untuk menjemputnya. Ketika itu, ayahnya telah mengetahui bahwa putranya mendapatkan kekerasan dan langsung menghampiri ke lokasi bersama pihak kepolisian.

Akan tetapi, ketika ayah ALP sampai di lokasi, ia dan pihak kepolisian ditahan oleh panitia selama dua jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: