Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Ibu Terhadap Nafsu Makan Balita di Kelurahan RDPJKA Bandar
PENDAHULUAN
Balita sebagai kelompok yang sangat peka terhadap gizi, jika pemberian makannya diabaikan, maka pertumbuhan anak akan terganggu baik fisik, mental intelektual dan sosial. Makanan yang dipilih secara seksama dan dikonsumsi dengan kecukupan akan menyediakan semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam perbandingan yang diinginkan tubuh agar dapat bekerja secara normal, sedangkan apabila bahan makanan yang mengandung zat gizi esensial tidak dikonsumsi sebagaimana yang diperlukan oleh tubuh, akan timbul gangguan akibat kekurangan gizi tersebut (Sediatomo.1987).
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U). Bali, (Profil Kesehatan Indonesia 2017). Balita dapat mengalami peningkatan maupun penurunan napsu makan, yang apabila mengalami perubahan atau gangguan dapat menjadi stressor untuk timbulnya kecemasan terutama pada ibu
Kecemasan merupakan suatu respon emosi atau perasaan yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik (Stuart dan Sundeen, 2005). Kecemasan yang terjadi pada ibu dapat mempengaruhi emosi ibu sendiri. Ibu menjadi sangat peka terhadap kondisi kejiwaan ibu Tujuan PenelitianMengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu terhadap napsu makan balita Balita di RW I Kelurahan RDPJKA Bandar Agung Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Jaya Lahat Tahun 2019.
METODE
Penelitian menggunakan metode penelitian diskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran derajat / tingkat kecemasan ibu terhadap napsu makan balita. Instrumen yang digunakan adalah memberikan sejumlah pertanyaan berupa kuesioner kepada ibu yang memiliki anak balita. Kemudian data yang diperoleh dihitung skornya untuk setiap responden, setelah diketahui total skor maka dapat digolongkan tingkat kecemasan responden. Subjek penelitian adalah 30 ibu yang memiliki anak berusia 0-5 tahun, yang tinggal di RW I Kelurahan PJKA Bandar Agung Kecamatan Lahat yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Bandar Jaya , dengan kriteria : Ibu yang mempunyai anak berusia 0-5 tahun dan mengalami gangguan napsu makan.
HASIL
Data faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu terhadap napsu makan balita Data tentang faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu dikumpulkan dengan kuesioner. yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu ditabulasi dalam format tabulasi dan di scoring dalam rentang tingkat kecemasan.
Jumlah pernyataan ada 13 dengan menggunakan skala linkert yang mampunyai nilai 1 = tidak ada kecemasan dengan skore 1, nilai 2 = ringan dengan skore 2, nilai 3 = sedang dengan skore 3, nilai 4 = cemas berat dengan skore 4, dan nilai 5 = panik dengan skore 5.. Kemudian data tentang factor Tingkat kecemasan ibu dari faktor pengetahuan adalah 70 % berada pada tingkat kecemasan berat, cemas sedang 10 %, panik 20 % dari 30 responden. Skore rata-rata tingkat kecemasan ibu dari faktor pengetahuan adalah 15, yang artinya faktor pengetahuan yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu berada dalam tingkat kecemasan berat, yaitu 13 – 16.
Tingkat kecemasan ibu dari faktor lingkungan adalah 46,6 % berada pada tingkat kecemasan sedang, cemas ringan 10 %, cemas berat 40 %, panik 3,34 % dari 30 responden. Skore rata-rata. tingkat kecemasan ibu dari faktor pengetahuan adalah 12 yang artinya faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat kecamasan ibu dalam tingkat kecemasan sedang, yaitu 9 – 12.
Tingkat kecemasan ibu dari faktor sosial budaya adalah 46,67 % berada pada tingkat kecamasan berat, cemas ringan 3,33 %, cemas sedang 43,33 %, panik 6,67 % dari 30 responden, skore rata-rata tingkat kecemasan ibu dari faktor sosial budaya adalah 16 yang artinya faktor sosial budaya yang mepengaruhi tingkat kecemasan ibu dalam tingkat kecemasan berat, yaitu 16 – 24. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu terhadap napsu makan balita
PEMBAHASAN
Tingkat kecemasan ibu yang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan berada pada tingkat cemas berat yaitu sebesar 70 % dari 30 responden dengan nilai rata-rata 15. Faktor lingkungan berada pada tingkat kecemasan sedang yaitu sekitar 46, 66 % dengan nilai rata-rata 12, 13 . Sedangkan dari faktor sosial budaya berada pada tingkat cemas berat yaitu 46, 67 % dari 30 responden dengan nilai rata-rata 16.
Secara umum tingkat kecemasan ibu yang dipengaruhi ketiga faktor-faktor diatas berada pada rentang cemas berat dengan nilai rata-rata 42. Hal ini sesuai dengan teori apabila semakin tua usia seseorang semakin dapat mengendalikan kecemasanya . Hal juga sesuai dengan penelitian dari Karaki (2016). Yang menyatakan terdapat hubungan pola asuh (maturity) dengan derilaku sulit makan pada anak usia pra sekolah. Juga sesuai dengan penelitian Tamsuri (2008) yang menyatakan pengalaman dan dukungan sosial berpengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu dalam mengahdapi Hospiltasiasi pada anak
Sedangkan dari data demografi di dapatkan mayoritas responden berusia 21- 30 tahun ( 60 % ), pendidikan 60 % menengah keatas. Dengan demikian hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan pengamatan peneliti yang pada umumnya responden mengalami kecemasan berat berpendidikan tinggi ( SLTP keatas ). Hal ini menunjukan bahwa ibu dengan pendidikan tinggi ( SLTP keatas ) mempunyai kekhawatiran dan kepedulian yang besar terhadap napsu makan balita. Hal ini sesuai dengan pennelitian Nurul Rahmita (2012) yang mengatakan bahwa tingkat kecemasan ibu hamil lebih banyak pada usia muda. Dan juga sesuai dengan penelitian dari Hesty (2017) bahwa kematangan usia sesorang berpengaruh pada tingkat kecemasan sesorang. Sesuai dengan Indrayani 2012, mengatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan kesehatan dengan kecemasan orang tua. Sesuai dengan Fauziah 2016, dukungan tentannf informasi kesehatan penting untuk mengurangi kecemasan pada anak
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden ( ibu ) yang memiliki anak balita di Lingkungan RW I RD PJKA Bandar Agung Lahat dapat disimpulkan bahwa pada umumnya berada pada rentang cemas berat dengan nilai rata-rata 42. Faktor yang paling mempengaruhi napsu makan balita adalah sosial budaya. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu terhadap napsu makan balita akan berguna bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan pada ibu-ibu yang memiliki balita yang mengalami gangguan napsu makan sehingga balita tidak mengalami kekurangan gizi akibat napsu makan yang kurang. (*)
Penulis : Detana, Abdul Somad, Lusiana
Prodi Keperawatan Lahat Poltekkes Kemenkes Palembang, email : [email protected]
Prodi Keperawatan Lahat Poltekkes Kemenkes Palembang, email : [email protected]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: