Krisis Sri Lanka, Presiden Rajapaksa dan Perdana Menteri Wickremesinghe Mundur

Krisis Sri Lanka, Presiden Rajapaksa dan Perdana Menteri Wickremesinghe Mundur

LAHATPOS.CO - Sri Lanka menghadapi krisis terburuk sepanjang sejarah. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe sampai memutuskan untuk mundur. Mereka mengizinkan pemerintah sementara dari semua partai mengambil alih kekuasaan karena tak mampu mengatasi krisis.

Rajapaksa dan Wickremesinghe akan mundur pada 13 Juli mendatang. Meski begitu, warga belum puas dan kembali mendatangi Gedung Presiden di Ibu Kota Kolombo pada Minggu (10/7).

Warga semakin beringas dan melakukan penggeledahan. Hasilnya, warga tercengang dengan apa yang ada di dalam gedung itu

“Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya," kata Chandrawathi.

BACA JUGA:Bupati Lahat dan Istri Sholat Ied Bersama Warga Blok C

Chandrawathi merupakan seorang penjual sapu tangan berusia 61 tahun. Ia masuk ke dalam Gedung Presiden ditemani putri dan cucunya.

“Mereka menikmati kemewahan super sementara kami menderita," kata dia seraya mencoba sofa mewah di sana.

“Kami ditipu. Saya ingin anak-anak dan cucu-cucu saya melihat gaya hidup mewah yang mereka nikmati," lanjut dia.

Gedung Presiden bukan tanpa pengamanan. Anggota pasukan keamanan dipersenjatai senapan serbu bersiaga dan berdiri di luar kompleks. Tetapi mereka tidak menghentikan warga yang ingin masuk ke dalam gedung.

BACA JUGA:Good Perfect

Negara berpenduduk 22 juta orang itu dihantam krisis selama berbulan-bulan. Masyarakat kekurangan makanan, bahan bakar, pemadaman listrik kerap terjadi hingga inflasi tinggi.

Sri Lanka memiliki cadangan devisa mencapai USD 7,6 miliar pada akhir tahun 2019. Namun angka tersebut turun menjadi USD 2,3 miliar pada April 2022 dan devisa yang dapat digunakan hanya sekitar USD 300 juta. Angkanya terus turun hingga saat ini.

Penyebab krisis ekonomi Sri Lanka dipicu banyak faktor. Mulai dari kronisme di Pemerintahan Rajapaksa, yang kembali terpilih di 2020 lalu dan berbagai masalah ekonomi. Kebijakan populis juga menjerumuskan Sri Lanka ke dalam krisis, diperparah dengan dampak pandemi COVID-19.

Kronisme Pemerintahan Rajapaksa merambah berbagai bidang. Dia merupakan kakak dari Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa. Di kabinet, juga ada kakak laki-lakinya, Chamal dan keponakan tertuanya, Namal. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: