Tanpa Jumbo

Tanpa Jumbo

h rian

Dari observasi saya, NU kultural pun saya kira agak terlalu permisif (apa-apa boleh, apa-apa tidak apa-apa). Tradisi yang "nyrempet-nyrempet" keluar dari syariah pun dibolehkan, cukup wajar kalau sering jadi sasaran dibid'ah2kan. Saya cukup dekat dengan komunitas ruqyah di kota saya. Dari cerita2, banyak pasien ruqyah yang mengaku NU (kultural) setelah diwawancara dan disurvey, ternyata di rumahnya ada rajah, pusaka, wirid2 aneh, dll, bahkan tidak jarang pasien dari keluarga kiai.

 

dabaik kuy

Peta Islam di Indonesia ada 3 Type... 1. Mengikuti 4 Madzhab (NU Kultural) ... 2. Mengkuti madzhab kelompok (Salafi, Muhammadiyah, Persis) klaim nya tanpa madzhab padahal mengikuti madhab kelompoknya (ustadz nya) , cirinya ada membid'ah kan orang diluar kelompok mereka ... 3. Islam Liberal, cirinya suka me-radikal-kan kelompok diluar mereka (sebagian NU struktural, JIL, islam KTP, dan phobia islam ).... 8 tahun terakhir ini islam type 3 menguasai Indonesia termasuk penegakan hukumnya (makanya yg dikelompok mereka aman, suit masuk penjara walau kesalahannya jelas)... 3 periode terakhir NU, islam type 3 juga menguasai NU struktural (bukan NU kultural, karena NU kultural itu islam type 1 diatas)...

 

Dacoll Bns

Resiko demokrasi diterapkan, kalau yg konservatif menang lewat jalur demokrasi legal seperti ini, maka pihak liberal yg mendukung juga harus menang lewat cara yg sama.Ini sudah koneskuensi dari negara demokrasi, siapa yang menang dan duduk di parlemen/pemerintahan lah yg berkuasa menentukan segalanya. Yang diharapkan tentu saja jika nanti terjadi sebaliknya jangan dongkol seperti pedukung trump Januari 2021 yg lalu sampai menduduki Capitol, rebut dengan cara yg demokratis juga.

 

Jimmy Marta

Sejak dua tahun lalu gencar merazia tk ilegal. Banyak buruh meninggalkan malaysia. Akhirnya teriak sendiri kekurangan terutama buruh disektor perkebunan sawit. Akhirnya kran dibuka lg. Buruh juga manusia, harus diperlakukan secara manusiawi.

 

Liam Then

Analisa pas-pas an saya , Kiai Imam Jazuli tidak sedang berpolitik praktis. Beliau sedang memperjuangkan sesuatu yang sangat penting. Membangkitkan kesadaran politik khususnya pada pengikut NU akar rumput yang sangat banyak ,supaya mau aktif sadar politik dulu. Supaya mandatnya tidak sembarang di klaim tiap musim pemilihan. Yang paling logis dan sederhana ,ya memang di dorong ngumpul ke PKB dulu. Mungkin di harapkan beliau,PKB menjadi kawah candradimuka untuk bakat-bakat muda NU. Agar nanti mampu lulus menjadi pendekar politik yang kuat membela kepentingan pengikut NU yang banyaknya bukan main itu. Karena realitasnya sekarang. Pengikut NU ditarik kesana dan kesini, dapatnya cuma jadi wawali,wabub,wagub,wapres. Kita sudah tau kalo sudah awalannya wa wa wa. Kebanyakan sedih dan senyap ceritanya. Kiai Imam Jazuli ibaratnya sedang merintis "start up" politik untuk pengikut NU, lewat PKB. Main sabar dan panjang, bersandar pada kuat nya karakter pengikut NU. Yang nanti akan pelan-pelan merevolusi PKB , dari partai spesialis "diajak" koalisi. Menjadi partai pemimpin koalisi. Begitulah kira-kira.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: dahlan iskan