Prabowo Ceritakan Asal Mula Program Makan Bergizi Gratis untuk Atasi Stunting, Di Hadapan 400 CEO di Forbes

Prabowo Ceritakan Asal Mula Program Makan Bergizi Gratis untuk Atasi Stunting, Di Hadapan 400 CEO di Forbes

Presiden RI Prabowo Subianto memperkenalkan Program Makan Bergizi Gratis di hadapan 400 CEO yang hadir dalam acara Forbes di Hotel ST Regis, Jakarta Selatan. (Disway.id/Anisha)--

Prabowo Ceritakan Asal Mula Program Makan Bergizi Gratis untuk Atasi Stunting, Di Hadapan 400 CEO di Forbes

JAKARTA, LAHATPOS.CO - Presiden RI Prabowo Subianto memperkenalkan Program Makan Bergizi Gratis di hadapan 400 CEO yang hadir dalam acara Forbes di Hotel ST Regis, Jakarta Selatan.

Ia menceritakan bahwa ide pembuatan program MBG ini berawal dari ia berkeliling saat kampanye yang menemukan anak-anak kecil yang mengalami stunting.

"Program ini kami sebut MBG (Makan Bergizi Gratis). Ide ini muncul dari pengalaman saya berkampanye selama 20-25 tahun. Saya keliling desa dan sering bertemu anak-anak kecil. Saya kaget anak yang tampak berusia 4 tahun ternyata 10 tahun. Anak perempuan yang tampak 5 tahun ternyata 11 tahun. Saya melihat langsung stunting dan kemiskinan. Banyak anak hanya makan nasi dan garam," kata Prabowo dalam acara Forbes, Rabu, 15 Oktober 2025.

Selanjutnya, ia mengingat bahwa di Eropa dan Amerika serta India memiliki program makan siang gratis.

Ia pun membandingkannya dengan negara India yang memiliki pendapatan per kapitanya lebih rendah.

"India, dengan pendapatan per kapita lebih rendah dari Indonesia, berani melakukannya sejak 2010. Saya bilang ke tim, 'Kalau India bisa, kenapa Indonesia tidak?'," cerita Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo menceritakan saat ini Indonesia telah memiliki 11.900 SPPG dengan penerima manfaat mencapai 35,4 juta anak dan ibu hamil.

"Sekarang kami sudah punya 11.900 dapur yang memberi makan 35,4 juta anak dan ibu hamil setiap hari setara dengan tujuh Singapura," ungkapnya.

Ia tak memungkiri ada tantangan dalam menjalankan program MBG tersebut. Salah satunya yaitu keracunan.

Meski demikian, ia mencatat bahwa terdapat 0,0007% anak yang mengalami keracunan.

"Memang ada tantangan seperti keracunan makanan, tapi statistiknya hanya 0,0007% dari total makanan yang disalurkan. Kami perbaiki SOP, tambah alat sterilisasi, filter air, dan pengawasan agar mendekati nol kesalahan," imbuhnya.

Berita ini sudah tayang di network disway.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: