Rabies: Penyakit Mematikan yang Dapat Dicegah
Dodi Aflika Farama, SKM,S.Kep,M.Kes, Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Lahat, Rabies: Penyakit Mematikan yang Dapat Dicegah.-foto: lahatpos.co-
Rabies: Penyakit Mematikan yang Dapat Dicegah
Penulis : Dodi Aflika Farama, SKM, S.Kep, M.Kes
Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Lahat
Rabies adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus rabies, dan menyerang sistem saraf pusat manusia maupun hewan berdarah panas.
Penyakit ini bersifat zoonosis, yaitu dapat menular dari hewan ke manusia, dan hampir selalu berakibat fatal apabila gejala klinis telah muncul.Rabies dikenal luas sebagai penyakit yang ditularkan melalui gigitan anjing, namun hewan lain seperti kucing, monyet, rakun, rubah, dan kelelawar juga bisa menjadi sumber penularan.
Penyebab dan Penularan
Penyebab
Rabies disebabkan oleh virus rabies dari genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae. Virus ini memiliki afinitas terhadap jaringan saraf dan menyerang sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
Mekanisme Penularan
Penularan rabies umumnya terjadi melalui:
- Gigitan dari hewan yang terinfeksi rabies.
- Luka terbuka atau selaput lendir (mata, hidung, mulut) yang terkena air liur hewan yang terinfeksi.
- Cakaran hewan (bila kuku tercemar air liur hewan rabies).
- Dalam kasus sangat langka: melalui transplantasi organ.
Di negara berkembang, anjing adalah sumber utama penularan rabies ke manusia, menyumbang lebih dari 90% kasus.
Gejala Rabies
Masa inkubasi rabies biasanya antara 1 hingga 3 bulan, namun dapat bervariasi dari beberapa hari hingga satu tahun tergantung pada lokasi gigitan, jumlah virus, dan imunitas tubuh penderita.
Gejala Awal (Prodromal Stage):
- Demam ringan
- Nyeri kepala
- Kelelahan
- Kesemutan atau rasa panas di sekitar bekas gigitan
- Nafsu makan menurun
Gejala Lanjutan:
Setelah fase awal, virus menyebar ke sistem saraf pusat dan muncul gejala neurologis:
1. Rabies Furious (rabies ganas):
- Gelisah
- Hiperaktif
- Kejang-kejang
- Halusinasi
- Takut air (hidrofobia) dan takut angin (aerofobia)
- Perilaku agresif
2. Rabies Paralitik (rabies tenang):
- Kelemahan otot
- Kelumpuhan progresif
- Koma
Setelah gejala neurologis muncul, rabies hampir selalu berujung pada kematian dalam waktu beberapa
Diagnosis Rabies
Diagnosis rabies pada manusia sulit dilakukan secara klinis saat belum ada gejala khas. Metode diagnosis antara lain:
- Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi RNA virus rabies.
- Deteksi antigen virus di jaringan (kulit, air liur, cairan serebrospinal).
- Pemeriksaan antibodi rabies dalam serum atau cairan otak.
Pencegahan
1. Vaksinasi Hewan
- Vaksinasi anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya secara rutin.
- Hewan liar yang berpotensi menularkan rabies perlu dikendalikan.
2. Edukasi Masyarakat
- Menyadarkan masyarakat tentang bahaya rabies dan pentingnya segera mencari pertolongan medis jika tergigit hewan.
3. Tindakan Setelah Terpapar (PEP – Post Exposure Prophylaxis)
Jika seseorang tergigit hewan yang diduga rabies:
1. Cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit.
2. Disinfeksi luka dengan antiseptik seperti povidone iodine.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
