Belum lagi perilaku-perilaku penyelenggara pemilu baik itu KPU dan Bawaslu yang masih jauh dari kualitas karena komisioner terpiih lebih banyak partisan dan titipan serta hasil sogokan sehingga mewujudkan pemilihan sesuai prinsip pemilu sangatlah sulit.
Apalagi dibarengi dengan perilaku calon terpilih yg dibaratkan seperti PIL KB, sehingga ada anekdot yg menyerukan apa bedanya PILKADA dan PIL KB? “Kalau pil KB kalau lupa maka Jadi, nah kalau Pil kada kalau Jadi terus Lupa ingatan”.
Oleh karena itu wacana ini sebaiknya dikaji betul secara mendalam dan objektif biarkan demokrasi ini mateng secara alamiah jangan demokrasi ini di karbit dan dikebiri. Mari kita wujudkan demokrasi yang sejati
“Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat” bukan “Dari Rakyat, Oleh Perwakilan, Untuk Penguasa”.*