Lebih jauh lagi, salah satu strategi yang diambil Imam Pasli adalah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga suasana damai selama Pilkada. Edukasi ini bertujuan untuk mencegah masyarakat mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak benar atau yang sengaja disebarkan untuk memecah belah.
Dalam situasi politik yang panas, sering kali masyarakat menjadi korban dari informasi yang salah atau manipulasi opini yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat, serta mendorong masyarakat untuk selalu berpikir kritis dan tidak mudah terbawa arus.
Namun, tantangan terbesar dalam menjaga netralitas Pj Bupati di tengah isu keberpihakan adalah bagaimana membangun kepercayaan masyarakat. Kepercayaan adalah sesuatu yang harus diraih melalui tindakan nyata, bukan hanya sekedar retorika.
Imam Pasli, dalam posisinya sebagai Pj Bupati, harus menunjukkan secara konsisten bahwa ia berdiri di atas semua kepentingan politik dan hanya berfokus pada stabilitas daerah. Tindakan nyata seperti menghindari keterlibatan dalam kegiatan politik, menjauhi komunikasi yang bersifat partisan, dan fokus pada pelaksanaan pemerintahan yang profesional akan sangat membantu dalam meredam isu keberpihakan.
Selain itu, keberhasilan dalam menjaga netralitas selama Pilkada juga sangat bergantung pada pengawasan dari lembaga-lembaga seperti KPU dan Bawaslu. Lembaga-lembaga ini memiliki peran penting dalam memastikan bahwa proses Pilkada berjalan sesuai aturan, termasuk dalam mengawasi agar tidak ada intervensi dari pihak-pihak tertentu yang dapat merusak integritas pemilu. Kolaborasi antara pemerintah daerah dengan KPU dan Bawaslu sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Pada akhirnya, Pilkada di Kabupaten Lahat adalah momen penting dalam menentukan masa depan daerah tersebut. Siapapun yang terpilih nanti, harapannya adalah bahwa pemimpin tersebut benar-benar merupakan pilihan rakyat yang dipilih secara demokratis dan jujur. Peran Pj Bupati dalam hal ini sangat penting, karena di tangannyalah sebagian besar tanggung jawab untuk menjaga agar proses tersebut berjalan dengan lancar dan tanpa gangguan.
Isu keberpihakan, meskipun menjadi tantangan besar, seharusnya tidak menjadi hambatan dalam upaya membangun demokrasi yang sehat di Kabupaten Lahat. Sebaliknya, isu ini harus dijadikan sebagai ujian bagi kepemimpinan Imam Pasli dalam menunjukkan komitmennya terhadap netralitas dan profesionalisme. Keberhasilan dalam melewati ujian ini bukan hanya akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, tetapi juga akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain yang menghadapi tantangan serupa.
Dengan demikian, Pilkada di Kabupaten Lahat diharapkan dapat menjadi pesta demokrasi yang benar-benar mencerminkan kehendak rakyat, tanpa ada campur tangan dari pihak-pihak yang tidak semestinya. Kepemimpinan yang netral, transparan, dan akuntabel seperti yang diupayakan oleh Pj Bupati Imam Pasli akan menjadi fondasi penting dalam menciptakan suasana Pilkada yang damai, aman, dan demokratis. Ini adalah tanggung jawab bersama, yang membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah, aparat keamanan, serta penyelenggara pemilu.*