Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah:
• Tanah tinggi Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan
• Daerah kaki bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah
• Daerah pesisir timur laut
BACA JUGA:Kejaksaan Negeri Lahat Langsung Bereaksi Tanggapi Video Remaja Lahat Minta Keadilan ke Presiden RI
Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat menentukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban.
Faktor setempat yang berupa jaringan dan komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di Sumatera Selatan.
Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara.
Menurut Sevenhoven, Palembang berarti tempat tanah yang dihanyutkan ke tepi, sedangkan Stuerler menerjemahkannya sebagai tanah yang terdampar.
BACA JUGA:Arca Manusia Tanpa Kepala
Pengertian Palembang tersebut kesemuanya menunjukkan tanah yang berair.
Sebagai catatan tambahan, di Kotamadya sekarang ini masih tercatat sebanyak 117 buah anak-anak sungai yang mengalir di tengah kota.
Kota Palembang selaku salah satu kota besar di Sumatera, dilalui oleh Sungai Musi yang memiliki lebar alur sungai terbesar di Indonesia yaitu mencapai lebih dari 1200 m.
Sungai Musi merupakan urat nadi kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia.
BACA JUGA:Selamat, Ketua BADAR Lahat Dapat Tambahan Amanah Baru di Kompleknya
Dalam catatan Belanda, pada awal abad ke 19, kota ini disebut "Venesia Dari Timur" atau kota air, karena lebih dari 100 sungai dan anak sungai mengalir di dalam kota ini.