Detiana,S.Kep,Ns.,M.Kes, Abdul Somad, S.Kep,Ns.,M.Kes, Lusiana, SKM.,M.Kes *) Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi D III Keperawatan Lahat
A. Latar Belakang
Serangan jantung mendadak menjadi penyebab utama kematian diluar rumah sakit dan di rumah sakit. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan sebanyak 70% serangan jantung di luar rumah sakit atau out-of-hospital cardiac arrests (OHCAs) terjadi di rumah, dan sekitar 50% tidak disaksikan. Hasil OHCA buruk, hanya 10,8% korban dewasa dengan serangan jantung nontraumatik yang telah menerima upaya resusitasi dari emergency medical service (EMS) atau layanan darurat medis mampu bertahan hidup sampai rumah sakit.
Serangan jantung di rumah sakit atau In hospital cardiac arrest (IHCA) memiliki hasil yang lebih baik, dengan 22,3% sampai 25,5% orang dewasa yang masih mampu bertahan hidup, (Kleinman, dkk ,2018). Tindakan Bantuan Hidup Dasar umumnya dilakukan oleh paramedis, namun di negara maju seperti Amerika, Kanada serta Inggris dapat dilakukan oleh orang awam atau masyarakat umum yang pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Masyarakat. Keberhasilan pertolongan yang dilakukan, ditentukan oleh kecepatan dalam memberikan tindakan awal bantuan hidup dasar , membuat para ahli berpikir bagaimana cara untuk melakukan suatu tindakan bantuan hidup dasar yang efektif serta melatih sebanyak mungkin masyarakat umum tanpa melihat latar belakang pendidikan dan pekerjaan untuk melakukan tindakan secara baik dan benar.
Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dianggap dasar keterampilan untuk perawat (Parajulee & Selvaraj, 2001). Namun demikian tidak hanya perawat atau paramedis, masyarakat awam pun harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) menjadi penting karena didalamnya diajarkan tentang bagaimana teknik dasar penyelamatan korban dari berbagai kecelakaan atau musibah sehari-hari yang biasa dijumpai (Lumangkun et al, 2014).
Menurut hasil penelitian Lontoh dkk (2013), menunjukkan adanya pengaruh pada pelatihan teori Bantuan Hidup Dasar pada siswa siswi SMA tentang resusitasi jantung paru sebagian besar mengalami peningkatan pengetahuan dari sebelum diberikan pelatihan dan sesudah di berikan pelatihan.
Hasil penelitian Mongkau, F.M. (2018), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar bagi masyarakat awam terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat di desa Inomunga, sehingga dapat dilakukan bahwa pelatihan bantuan hidup dasar pada masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa Inomunga.
Di Kabupaten Lahat menurut ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) belum pernah dilakukan pelatihan bantuan hidup dasar untuk masyarakat awam, padahal pelatihan tersebut penting di adakan dan disosialisasikan, mengingat pengetahuan dan keterampilan tindakan bantuan hidup dasar tidak hanya di miliki oleh medis dan paramedis saja, tetapi masyarakat awam pun perlu untuk mengetahui keterampilan bantuan hidup dasar tersebut.
B. Definisi Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan salah satu rangkaian tindakan medis untuk menyelamatkan korban yang terancam jiwanya dan membutuhkan pertolongan dengan cepat, cermat dan tepat: BHD terdiri dari tindakan membebaskan jalan nafas atau airway, memberikan bantuan nafas atau breathing dan dilakukan pijat jantung atau circulation, apabila di perlukan (AHA, 2015).
C. Langkah – langkah Bantuan Hidup Dasar Untuk Masyarakat Awam Menurut Resuscitation Council (UK) 2010
< 56 % : Kurang 0 0 Jumlah 57 100
Paired Differences
t
df
Sig. (2- tailed)
Mean
Std. Deviati on
Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pre Test. - Post Test. -75.088 13.379 1.772 -78.638 -71.538 -42.371 56 .000