Mengenal 6 Fakta Menarik Kabupaten Lahat, Salah Satunya Gereja Tua

Mengenal 6 Fakta Menarik Kabupaten Lahat, Salah Satunya Gereja Tua

Tugu Yang Ada di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan-Foto Novri Yanto-Lahatposco

 

3. Rumah Adat Khas Lahat

Rumah adat Lahat disebut sebagai rumah Baghi (lama) yang memiliki konstruksi bangunan berupa rumah panggung. Atap Rumah Baghi terbuat dari piabung atau glumpai yang bentuknya mirip dengan Rumah Minang. Rumah Baghi terbuat dari kayu Medang Derian atau Cemare yang dapat bertahan hingga ratusan tahun, tetapi ada pula yang menggunakan bambu.

Menurut adat Lahat, ketika membuat Rumah Baghi, harus dihitung terlebih dahulu jumlah anak tangga dengan hitungan kata ‘tangga, tunggu, tinggak’. Masyarakat percaya dengan hitungan kata ini akan berpengaruh kepada penghuni rumah ketika rumah sudah dibangun. Hitungan anak tangga ini, dimulai dari lantai dasar rumah atau atas tangga sampai ke tanah.

Di depan rumah terdapat ukiran menggunakan ghubang yang merupakan sejenis pisau arit dengan bagian mata pisau berada di luar, bukan di dalam. Bentuk ukiran memiliki karakteristik muncak rebung dan pakis layu atau srikaye.

 

4. Gereja Tertua

Di Kabupaten Lahat berdiri gereja tertua di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Gereja Santo Mikael. Gereja ini terletak di Desa Pajar Bulan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Gereja dibangun oleh Pastor Jan Van Kamper SCJ pada 1898 yang berarti sudah berusia 123 tahun.

Hingga kini, kondisi bangunan tidak mengalami perubahan. Kualitas kayu bangunan menggunakan kualitas kayu terbaik, yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai kayu tenam, cemaro, atau lagan. Pada zaman penjajahan Jepang, gereja ini berhenti berfungsi karena digunakan sebagai gudang.

 

5. Tari Erai-Erai

Tari tradisional khas Kabupaten Lahat bernama Tari Erai-Erai. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para remaja dalam acara pernikahan maupun acara panen kebun kopi. Nama Erai-Erai berasal dari kata serumpun serai yang dapat diartikan, walaupun berpisah-pisah, tetapi tetap satu rumpun.

Para penari mendendangkan pantun secara bersahutan dalam Bahasa Lahat sembari menari. Penonton dapat ikut serta menari bersama dengan para penari. Pakaian yang digunakan para penari berupa baju kurung panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-anting, dan aksesori tambahan lainnya.

 

6. Makanan Tradisional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: artikel ini telah tayang di lahatpos.disway.id