Bawaslu Lahat

Publik Kecewa Dugaan Kebocoran 337 Juta Data Dukcapil

Publik Kecewa Dugaan Kebocoran 337 Juta Data Dukcapil

Data Dukcapil bocor.--

JAKARTA, Lahatpos.co - Rasa kecewa publik yang mendalam diungkapkan melalui media sosial. Terkait dugaan kebocoran 337 juta data Dukcapil.

Karena dua minggu lalu, 34 juta data Imigrasi bocor.

“Parah banget negara ini. Hobinya ngumpulin data pribadi masyarakat, tapi ga bisa melindungi,” ujar Vin.

Mantap, lengkap banget itu datanya sampe ada nomor kk sama nama ibu kandung, tunggu bom waktu aja dibeli sama orang jahat buat social engineering, cetak KTP palsu atas nama orang lain dll. (Kochengoren__).

BACA JUGA:Ketua Umum Relawan Pro Jokowi akan Jabat Menkominfo

Jika sudah seperti ini agaknya eman2 jika memilih golput di pilpres 2024, mari pertahankan suara kita, siapapun jagoannya jangan sampe golput!!!?. (Rizalbakrie)

Dan lebih masalah lagi, ini hal yg gawat, tp masih banyak bgt orang yg nggatau pentingnya no.ktp  Setingkat bidan (bidan yg aku kenal), upload foto no.ktp tetangga²nya di WA story. Entah buat apa. (Tamarinth)

Kejadian yg sama berulang-ulang, BSSN dan Kominfo tak berdaya mengatasi. (Yunaidi_indra)

Ngeri bange Indonesia saat ini. (HelmiFelis).

BACA JUGA:Viral di Media Sosial Pria Lepas Baleho Caleg PDIP karena Tutupi Baleho Caleg PKS

Pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, melalui akun Twitter miliknya mengungkapkan, data kita semua di Dukcapil sebanyak 337 juta data bocor," ujar Teguh dalam dalam postingannya.

Data Dukcapil yang dipastikan bocor itu terbilang cukup lengkap, yakni mencakup nama, NIK, nomor KK, tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, nomor akta lahir/nikah, dan lainnya.

Teguh mengkritisi lembaga pemerintah, tepatnya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang tidak transparan setiap ada kasus kebocoran data yang terjadi di Indonesia

"Padahal yg bocor itu adalah data publik & yg menanggung kerugiannya adalah masyarakat. Bahkan rekomendasi pun tak pernah diberikan sama sekali," kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: