Model Perspektif Pendekatan Perawatan Lansia Terawat dan Indonesia Bermartabat

Model Perspektif Pendekatan Perawatan Lansia Terawat dan Indonesia Bermartabat

Hari lanjut usia nasional tahun 2023.--

Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat menjadi tema Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2023 yang jatuh pada tanggal 29 Mei yang lalu.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia mengamanatkan bahwa program atau kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial usia lanjut.

Keberhasilan dalam pembangunan yang berkelanjutan dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia di dunia. Namun kondisi ini juga berdampak dalam berbagai aspek, baik secara ekonomi maupun dari segi kesehatan. Banyak faktor yang mendukung kesehatan lansia, salah satunya adalah genetik atau faktor keturunan, dimana faktor ini diluar kontrol kita.

Adapun yang dimaksud dengan penduduk lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan oleh perbaikan kinerja di bidang kesehatan, akses pendidikan, ketenagakerjaan, kualitas hidup, dan aspek ekonomi lainnya yang berpengaruh pada menurunnya angka kesakitan dan kematian pada penduduk lanjut usia (lansia).

Peningkatan jumlah penduduk lansia, diperkirakan menyebabkan 1 dari 6 penduduk dunia adalah lansia. Sejak tahun 2021, Bangsa Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population), dimana 1 dari 10 penduduk adalah lansia. Hal ini akan menimbulkan dua dampak, yaitu dampak positip dan dampak negative. Dampak positif berupa bonus demografi kedua, yaitu jika populasi lansia bertambah banyak, namun masih produktif dan memberikan dampak positif secara ekonomi, namun demikian, lansia bisa menjadi tantangan tersendiri ketika tidak lagi produktif dan masuk dalam kelompok rentan yang menjadi beban bagi penduduk usia produktif.

Kondisi perubahan usia penduduk sudah seharusnya membuat para pengambil kebijakan memikirkan sistem kesehatan dan pembangunan yang memihak pada lansia. Jika sebagian besar dari sistem kesehatan sebelumnya lebih fokus pada anak, seyogyanya saat ini mulai juga membuat kebijakan yang berkaitan dengan sistem kesehatan yang berfokus pada masalah yang lazim terjadi pada lansia.

Dari segi pembangunan, banyak bangunan atau fasilitas publik yang berpihak kepada lansia, seperti adanya pegangan pada dinding, tangga yang tidak tinggi dan memudahkan lansia untuk berjalan.

Untuk mempersiapkan lansia yang sehat dan mandiri, NIH National Institute on Aging (NIA) Amerika menyarankan beberapa aktifitas yang membantu lansia mengoptimalkan kesehatan mereka yaitu bergerak (olahraga dan gerak tubuh), makanan sehat yang sesuai, pola tidur yang baik, berhenti merokok, berhenti menggunakan alkohol dan obat-obatan yang terlarang, melakukan medical check-up secara berkala dan teratur, menyadari adanya depresi dan stress, melakukan kegiatan yang menyenangkan dan menyalurkan hobi, bertemu dengan orang yang disayangi.

Gaya hidup sedentary merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit pada lansia, didukung dengan diet yang tidak sehat. Untuk itu, setiap orang dewasa dan lansia diharapkan untuk menggerakkan badan dan berolah raga untuk menghindari muculnya penyakit tidak menular.

Hal ini didukung dengan data dimana sebagian besar jumlah penduduk lansia tinggal di perkotaan lebih besar dibandingkan dengan di pedesaan, jumlah lansia perempuan jumlahnya lebih besar dari jumlah lansia laki-laki. Hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan di Samarinda menunjukkan bahwa sebagian lansia yang memiliki kadar GDS, kolesterol dan asam urat yang tidak normal, memiliki kecenderungan malas untuk beraktifitas karena kondisinya yang lemah, serta makanan yang di konsumsi cenderung tidak sehat. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang aktif berolahraga tidak hanya hidup lebih lama, namun juga hidup lebih baik.

Makanan sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan lansia. Pilihan makanan yang sehat dipengaruhi oleh budaya dan keyakinan oleh lansia tersebut, namun demikian tetap perlu perhatian untuk makanan yang sehat dari anggota keluarga, mengingat fungsi pengecap sudah mulai menurun, sehingga beresiko mengkonsumsi bahan tertentu secara berlebihan seperti gula dan garam yang berpotensi menimbulkan penyakit bagi lansia.

Pada lansia cenderung mengalami masalah tidur. Kebutuhan waktu tidur lansia sama dengan orang dewasa, sekitar 7 – 9 jam, namun jumlah tersebut terkadang kurang bagi mereka karena ada gangguan tubuh seperti adanya rasa nyeri, atau kadang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang membuat mereka tetap terjaga.

Kurang tidur yang berkualitas dapat membuat seseorang mudah tersinggung, depresi, pelupa, dan lebih mudah jatuh atau mengalami kecelakaan lainnya. Upaya yang bisa dilakukan oleh lansia yaitu menghindari tidur siang, dengan melakukan aktifitas yang sesuai dengan mereka. Bertemu dengan teman sebaya, bercengkerama dengan anak dan cucu bisa menjadi alternatif yang menyenangkan dan tetap beraktifitas.

Pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa posbindu lansia, Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Lahat,  bisa menjadi wadah lansia untuk bersosialisasi yang menyenangkan dengan mengaji bersama dengan teman sebaya, dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: