Menolak ‘Seragam Merah’ VS Mengeluarkan ‘Rapor Merah’, Manuver Dua Kubu Menuju ‘Karpet Merah’?

Menolak ‘Seragam Merah’ VS Mengeluarkan ‘Rapor Merah’, Manuver Dua Kubu Menuju ‘Karpet Merah’?

Ahmad Syahri Kurnianto, SHI, advokat dan politisi PKB--

Seolah KPUD tahu bahwa RDP adalah tameng yang digunakan oleh lembaga DPRD untuk “mengadili” KPUD yang mereka anggap tidak netral. 

Hari berikutnya ada lagi aksi turun ke jalan. 

Banyak yang menyebutnya sebagai aksi tandingan. 

Kali ini massa aksi mengatasnamakan dirinya dengan Aliansi OKP Bersatu Peduli Lahat. 

Ada beberapa isu yang mereka sampaikan yang dikemas dengan tagline ‘Rapor Merah’ Kepemimpinan Cik Ujang-Haryanto di HUT 154. 

Dalam orasinya, beberapa perwakilan OKP—yang sebagian juga merupakan anggota PPK/PPS—dengan lantang menyebutkan bahwa ‘Rapor Merah’ layak diterima oleh Bupati dan Wakil Bupati Lahat yang mereka anggap tidak mampu memenuhi janji saat kampanye. 

Dari pernyataan yang dimuat dalam beberapa media, semakin jelas tergambar bahwa sepertinya pertarungan ini adalah pertarungan antara dua kubu. 

Yang satu, ingin melanjutkan kekuasaan. 

Dan yang satu lagi, merebut kekuasaan. 

Bisa jadi penilaian ini keliru, tetapi paling tidak kita semua berharap agar pihak yang sedang berseteru tidak mengorbankan demokrasi untuk kepentingannya sendiri. Dan mereka juga tidak menumbalkan rakyatnya demi mewujudkan ambisi.

Sebagai penutup, menarik jika kita mengurai tiga kaidah fikih yang artinya; “Mempertahankan sesuatu yang baik dan mengadopsi sesuatu yang lebih baik”; 

“Menolak keburukan (mafsadat) lebih diutamakan atas upaya untuk mendapatkan kemashlahatan”; dan “Tindakan seorang imam terhadap rakyat harus dihubungkan dengan kemashlahatan”. 

Wallahu A’lam.

Oleh: Ahmad Syahri Kurnianto, SHI.

(Advokat dan Politisi PKB) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: