6 Persiapan Diri Menyambut Ramadan

6 Persiapan Diri Menyambut Ramadan

Khotbah Jumat--

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sebentar lagi tamu kita yang mulia bernama bulan Ramadhan akan segera tiba. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian?

Tak lain karena di dalam bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang selalu dinanti-nanti kedatangannya. Rugilah orang yang tidak dapat bertemu dengannya. Namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang menjumpainya tapi tidak mengambil sesuatu darinya, yakni dengan menggunakannya sebagai momen meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyambut bulan yang penuh berkah tersebut, sehingga kita dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan akhir dari puasa Ramadhan ini, yakni derajat ketakwaan dapat kita raih. Untuk itulah, Rasulullah SAW tak lupa berpesan kepada umatnya ketika bulan Ramadhan datang - sebagaimana hadits yang diriwayatkan an-Nasa'i dari Abu Hurairah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: Dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anh beliau berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda : "Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut Allah SWT mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan.(HR. An-Nasa'i)

Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah doa yang dipanjatkan menjelang datangnya Ramadhan, yakni : Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya'bana, wa ballighna Ramadlana (ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan) (HR. Ahmad dan Bazzar).

Oleh karena itu, marilah kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita "Marhaban Ya Ramadhan (selamat datang bulan Ramadhan), kami sambut kedatanganmu dengan penuh suka cita."

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Prof. Dr. Quraish Shihab, ulama tafsir dari Indonesia lulusan Universitas Al-Azhar Mesir menjelaskan bahwa kata "marhaban" terambil dari akar kata "rahb" (رَحْبٌ) yang berarti (وَاسِعٌ, رَحِيْبٌ) "luas atau lapang", sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu yang datang disambut dan diterima dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya tempat yang luas untuk melakukan apa saja yang dia inginkan.

Dari kata ini, terbentuk kata "rahbah" yang antara lain, diartikan sebagai "ruangan luas untuk mobil," guna memperoleh perbaikan atau kebutuhan bagi kelanjutan perjalanannya. "Marhaban Ya Syahra Ramadhan" berarti, "kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami."

Dalam bahasa Arab bulan disebut dengan "syahr"(الشَّـهْرُ) yang bermakna "terkenal" atau populer. Orang Arab biasanya menamai bulan sesuai dengan keadaan di mana bulan itu berlangsung. Karena pada masa turunnya perintah puasa adalah musim panas yang terik, maka bulan itu dinamai "Ramadhan" yang akar katanya dari "Ramidha" (رَمِضَ) yang berarti "sangat panas, membakar" disebabkan panas matahari yang luar biasa menyinari pasir-pasir gurun. Ada juga pengertian lain yaitu "batu (karang) yang membakar."

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Pengertian di atas sesuai dengan makna filosofis bulan Ramadhan, yaitu membakar dosa-dosa yang pernah dilakukan dengan menahan makan dan minum dan apa-apa yang membatalkannya. Juga dapat dianalogikan, untuk membuat sesuatu lebih terbakar adalah dengan menghimpitnya di antara dua batu (karang) lembut, lalu memukul-mukul sifat (buruk)-nya sendiri di antara dua batu (karang), yakni lapar dan haus. Rasulullah SAW, bersabda, "dinamakan bulan Ramadhan karena ia cenderung membakar dosa-dosa."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: