Herman Deru Gigih Lakukan Intensifikasi Produksi Pertanian di Sumsel

Herman Deru Gigih Lakukan Intensifikasi Produksi Pertanian di Sumsel

FGD kewajaran harga produk di petani dan konsumen yang menjamin keberlanjutan pangan, di Hotel Santika Premiere Palembang, Selasa (28/2).--

Kebijakan tersebut memang terdapat kendala bagi para petani. Dimana petani harus mendaftar di E-Katalog agar bisa mendapatkan pupuk tersebut.

"Memang petani sempat kebingunagan mendaftar E-Katalog, karena tidak semua petani memiliki ponsel pintar. Inilah peran para penyuluh yang diangkat Pemprov Sumsel, mereka akan membantu petani untuk mendaftar," bebernya.

Dia berharap, kedepan pemerintah dapat memberikan jaminan harga terhadap beras dari para petani.

"Upaya yang dilakukan pemerintah pusar selama ini melalui program Serasi sudah baik. Namun berapa banyak lahan pertanian untuk terus ektensifikasi. Menurut saya lebih baik kita fokus untuk intensifikasi produksi pertanian. Caranya yakni dengan infrastuktur yang baik mulai dari irigasi hingga akses distribusinya," timpalnya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional Arif Prasetyo Adi mengatakan, keseriusan Sumsel dalam meningkatkan produksi pertanian memang sudah tak diragukan.

Bahkan, dia menyebut jika Sumsel merupakan salah satu daerah lumbung pangan di tanah air.

"Sumsel ini penghasil padi yang bagus, bahkan peringkat 5 penghasil padi dan menjadi lumbung pangan. Langkah Sumsel ini memang harus terus didorong sehing dapat terus meningkat," katanya.

Untuk itu, dia menyarankan agar Bulog pro aktif menyerap beras dari para petani di Sumsel.

"Dalam 3 bulan ini waktunya serap beras dari para petani. Sehingga harga ditingkat petani ini baik. Tugas bulog 2 juta ton harus bisa diserap," tuturnya.

Apalagi, dia menyebut, Bulug sendiri memiliki anggaran yang sangat cukup untuk menyerap beras para petani.

"Kita tentu mengutamakan menyerap produksi dalam negeri. Kita upayakan agar para petani ini semakin sejahtera," pungkasnya.

Diketahui, FGD dengan tema kewajaran harga produk di petani dan konsumen yang menjamin keberlanjutan pangan itu dibuka oleh Direktur Eksekutif Nagara Institute Dr. Akbar Faizal, serta dihadiri beberapa tokoh yang berpengalaman di sektor pertanian diantaranya Direktur Ketersediaan dan Stabilitas Pangan (KSP) Ketut Astawa, Pengamat Ketahanan Pangan Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori, Tim Riset Mukhlisin dan Nurcholis, Wakil Bupati Ogan Ilir H Ardani, dan sejumlah instansi vertikal lainnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: