JUT Hamparan Sirtu Topang Roda Perekonomian Warga
JUT Hamparan Sirtu yang berada ditengah persawahan Desa Tanjung Kurung, Kecamatan Kikim Selatan, -Novri-lahatpos.co--
KIKIM SELATAN, LAHATPOS.CO - Semula Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjung Kurung, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat dalam program ketahanan pangan akan membuat hal berbeda, hanya saja, demi kebersamaan dan kepentingan bersama. Maka, digantikan dengan pembangunan jalan usaha tani (JUT) hamparan sirtu sepanjang 216 meter, lebar 1,5 meter menuju areal persawahan.
"Betul, semula dana dari ketahanan pangan akan dibuatkan budidaya ikan lele, tetapi, akan yang lebih urgent (mendesak, red) yakni JUT," jelas Kepala Desa (Kades) Tanjung Kurung, Antoni, Kamis 22 Desember 2022.
Kini, sambung Antoni, masyarakat desa yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani ini sangat terbantu sekali, ketika mereka hendak ke sawah.
"Selama ini mereka membawa hasil panen padi melintasi jalan-jalan kecil dari tanah, dan harus dipanggul. Kini, sepeda motor bisa melintas dan tidak perlu capek-capek lagi," ungkapnya.
BACA JUGA:Tanam Jagung Sistem Tumpang Sari di Lahan Sawit, Herman Deru Optimis Produksi Jagung Meningkat
Ia menjelaskan, hamparan sawah yang ada ratusan hektar (Ha) memang membutuhkan akses jalan, agar benih padi dan hasil panennya cepat diangkut dengan sepeda motor.
"Agar sekiranya, kepada warga dan petani untuk sama-sama menjaga dan merawatnya, sehingga infrastruktur yang menopang roda perekonomian rakyat berjalan dengan baik dan lancar," tukas Antoni.
Sementara itu, Camat Kikim Selatan, Hermansyah HB SE menuturkan, pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di 18 desa, dengan menggunakan anggaran dana desa, tentunya membantu sekali warga dalam beraktifitas.
"Baik itu, akses jalan setapak, JUT, infrastruktur lainnya, termasuk juga budidaya ikan lele mampu mengangkat sekaligus penopang perekonomian mereka," ulasnya.
BACA JUGA:Tolong Damkar Lahat, Ada Sarang Tawon Diatap Rumah Warga Suka Cinta Merapi Barat Lahat
Sudah sangat tepat, masih kata dirinya, apa yang dikerjakan jajaran Pemerintah Desa (Pemdes), tinggal bagaimana mekanisme supaya bangunan tersebut terawat dan awet.
"Karena ini, akan terus dimanfaatkan oleh masyarakat desa sehingga hal-hal yang membuat warga merasa memilikinya juga," tukas Hermansyah. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: