Analisa Dr Ir Supartoyo Terkait Gempa di Lahat - Muara Enim dan Sekitarnya

Analisa Dr Ir Supartoyo Terkait Gempa di Lahat - Muara Enim dan Sekitarnya

Peta pusat gempa bumi di Muara Enim dan Lahat, Sumatera Selatan.-Foto : dokumen Supartoyo-

LAHATPOS.CO, Palembang - Gempa bumi yang terjadi di Lahat, Muara Enim dan sekitarnya pada tanggal 14 Oktober 2022 dan 18 Oktober 2022 tidak dipengaruhi oleh aktivitas peledakan pada kegiatan pertambangan batubara, tetapi karena diakibatkan oleh sesar aktif disekitar pusat gempa bumi. 

Hal ini dikutip dari analisa Dr. Ir. Supartoyo, Ahli Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Indonesia. 

Di Pulau Sumatera, gaya tektonik utama diakibatkan oleh subduksi, sehingga membentuk pola struktur geologi di Sumatera. Sedangkan jenis sesarnya belum diketahui, tapi kemungkinan  adalah sesar penyerta dari Sesar Sumatera (Sesar Semangko).

Analisis Geologi Kejadian Gempa Bumi di Lahat, Muara Enim dan Sekitarnya

Provinsi Sumatera Selatan, Tanggal 14 Oktober 2022

1. Informasi gempa bumi

Gempa bumi utama terjadi pada hari Jumat, tanggal 14 Oktober 2022, pukul 08:22:02 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 103,75 BT dan 3,81 LS, berjarak sekitar 18 km barat daya Kota Muara Enim dan 23 km timur Kota Lahat, dengan magnitudo M4,0 pada kedalaman 1 km. Kejadian gempa bumi ini hanya tercatat oleh stasiun BMKG.

2. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat di wilayah Kabupaten Muara Enim dan Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Wilayah ini secara umum tersusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen (batupasir, batulempung, batulanau) dan endapan Kuarter berupa aluvial sungai, aluvial rombakan dan batuan rombakan gunung api muda. 

Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan dan endapan Kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi Gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diduga diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi.

3. Dampak gempa bumi

Hingga laporan ini dibuat belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat kejadian gempa bumi tersebut. Menurut informasi BMKG guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Muara Enim dan Lahat dengan skala intensitas antara III MMI (Modified Mercalli Intensity). Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga rendah. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

4. Rekomendasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: