Pemda Lahat

Ninja Ginsu

Ninja Ginsu

Osama bin Laden bersama Ayman al-Zawahiri. Keduanya kini sudah tewas.--

 

Pryadi Satriana

"Menang lotere", tapi "belum bisa dicairkan" ... Ini bukan ttg TKI (yg kebetulan jg "W") yg menang lotere, tp ttg klg brigadir J. Yg "menang lotere" stlh autopsi ulang. Pertama, dimakamkan ulang dg upacara militer. Setuju. Sblm "dugaan pelecehan" terbukti, harus diperlakukan gugur dlm bertugas. Kedua, E tlh jd tersangka pembunuhan. Pasal 338 KUHP. Skrg maksimal itu. Menurut Prof. Hermawan Sulistyo, penasehat Kapolri, diduga Kapolres Metro Jaksel nonaktif "membersihkan" barang2 bukti, termasuk beberapa HP milik J. Tidak sekadar pelanggaran kode etik, bukan penyidik tapi melakukan olah TKP. Divisi Propam diduga jg melakukan hal serupa. Jika terbukti benar, keduanya bisa dikenakan pasal 221 KUHP, menghalang-halangi penyidikan. Pun perlu diingat, tindakan E diawali "teriakan" Putri. Jadi, Putri jg harus diperiksa, terkait "teriakan karena adanya dugaan pelecehan oleh J", yg akhirnya menyebabkan J tewas. Putri perlu diperiksa krn 2 hal: pertama, apakah benar "masih trauma & terus menangis spt keterangan 'lawyer'-nya; kedua, keterangan Putri perlu di 'cross-check' dg 'lie detector', krn bagaimana pun "teriakan" Putri lah yg akhirnya menyebabkan J tewas! SEANDAINYA, Polri memutuskan memeriksa Putri dg menggunakan 'lie detector' & ybs menolak - dg berbagai alasan, maka itu jg menghalangi penyidikan. Jadi, Penyidik bs gunakan "strategi makan bubur", mulai dr pinggir: E, Kombes nonaktif, Putri, dst. Nanti "yg di tengah", akhirnya "kemakan juga." Sekadar usul. Sekian. Salam. Rahayu.

 

Johannes Kitono

Sebelum berubah menjadi Republik ( 1921 ) selalu terjadi perang antar kerajaan di daratan China. Dan yang paling sengsara dan menderita adalah rakyat jelata. Kini perang adalah masa lalu dan sudah menjadi sejarah umat manusia dan sangat dihindari. Untuk urusan China dan Taiwan kalau tidak bisa diselesaikan secara politik atau G to G. Bagaimana kalau diselesaikan secara B to B. Pemerintah China menyiapkan kawasan industri di mainland seluas pulau Formosa, silahkan investor paspor Taiwan investasi disana dengan fasilitas Tax Holiday dsb.nya. Begitu sebaliknya vice versa, pemerintah Taiwan juga melakukan hal yang sama pada investor paspor China. Sesudah 10 a 20 tahun kemudian dievaluasi, bisa dilihat kawasan industri mana yang lebih mensejahterakan rakyatnya. Tentu biar adil dan tidak berat sebelah fasilitasnya, undanglah Jababeka ( KIJA ) dari Indonesia sebagai konsultan untuk bangun kawasan industrinya. Damai dibumi bagi rakyat Taiwan dan China. 

 

Dahlan Batubara

Semoga "salamo" saya, pak Dahlan Iskan tetap dikucuri rahmat kesehatan dan rezeki finansial. Bisa pergi ke Taiwan. Menulis banyak sisi Taiwan. Amin. "Salamo" itu artinya "serupa nama", bahasa Mandailing di ujung Sumut dan pangkal Sumbar. 

 

doni wj

Hiruk pikuk rencana kunjungan Pelosi yang ditanggapi dengan ancaman penyerbuan China berakhir dengan klimaks yang membagongkan (begitulah kosakata kekinian menyebutnya. Berawal dari typo - salah ketik karena koreksi otomatis keyboard elektronik - dari kata "membingungkan". Membagongkan berkembang menjadi kosakata kekinian yang mewakili kondisi yang di luar akal sehat, absurd, ajaib). Motivasi Pelosi ditengarai adalah sebuah kesengajaan. Agar beritanya menjadi heboh. Agar namanya banyak dibicarakan. Agar terpateri dalam timeline sejarah. Agar sosoknya dianalisis dalam liputan-liputan media. Gratis. Tidak perlu pasang baliho atau poster. Tidak perlu pasang iklan. Dia yang setahun lagi kembali mencalonkan diri sebagai anggota dewan, merasa perlu melakukan ini. Mau dinilai baik atau buruk, menjadi populer itu tetap dibicarakan. Ada di benak pemirsa, pendengar, pembaca, dan penyimak. Top of mind. Pendukungnya akan selalu jadi basis pemilihnya. Penentangnya akan selalu ada, tapi nggak perlu diperhitungkan. Karena sama kuatnya. Namun masa mengambang sisanya, yang tidak punya preferensi tertentu, yang juga punya hak pilih, akan menggunakan suaranya berdasarkan nama pertama yang muncul di kepala mereka. Itu hukum bilik suara. Jadi tak usahlah terlalu mengolok kondisi negeri sendiri. Di negara mbahnya demokrasi saja seperti itu. Yang perlu diperbaiki adalah moral dan etika berdemokrasinya.

 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: