Soal Daging Kurban, PWI Lahat Agak Kecewa
LAHATPOS.CO, Lahat – PWI Lahat agak kecewa, terhadap pembagian daging kurban tahun ini. Menanggapi statement dari beberapa pemangku jabatan di Kabupaten Lahat, tentang adanya pembagian daging hewan kurban, kepada segelintir awak media yang berdomisili dan mengabdi di Bumi Seganti Setunguan. Ketua PWI Lahat, Ishak Nasroni merasa tidak menerima pemberian daging kurban itu.
“Oh, tidak. Jangan salah paham dulu. Saya selaku Ketua PWI Lahat beserta anggota dan rekan-rekan lainnya, tidak menerima daging itu,” akui pria yang akrab disapa Ujang ini, dalam press rilis yang diterima media ini, Minggu (10/07/2022).
Owner Ampera Group and Media Partner ini menyebut, dirinya telah mengembalikan pemberian paket daging kurban yang dijatah oleh salah satu institusi di Kabupaten Lahat. “Ya, memang ada paket daging kurban itu, tapi sudah saya minta seseorang untuk mengambilnya kembali. Sekarang sudah diambil lagi. Yang jelas, saya selaku orang yang dijatah, sangat berterima kasih atas pemberian itu, walaupun saya kembalikan lagi,” tegasnya.
Disoal sebab dikembalikan daging kurban, Ujang menjelaskan, karena dirinya merasa diperlakukan tidak adil. Sebab hanya beberapa wartawan saja yang dijatah, sedangkan yang lain hanya melihat dan mendengar kabar tersebut dari postingan media sosial.
“Maksud saya, kalau hanya saya dan beberapa rekan saja yang dijatah, lebih baik tidak usah. Nantinya hanya akan menimbulkan ketidak-enakkan diantara rekan-rekan wartawan. Adil itu tidak harus sama rata, tapi walaupun cuma 1 ons per wartawan, khususnya yang ada di PWI, itu dapat semua. Itu baru adil. Kalau cuma beberapa orang saja yang dapat, lebih baik tidak usah ada jatah-jatahan,” ungkapnya.
Memang, disampaikan wartawan yang telah bersertifikasi Wartawan Utama dan pernah mengikuti Training Of Trainer sebagai Penguji Wartawan ini. Sejak beberapa tahun terakhir, tidak pernah ada yang namanya hewan kurban untuk wartawan Kabupaten Lahat.
“Seingat saya, dulu di era 2013-2018, wartawan di Lahat melalui organisasi profesi dijatah oleh Pemkab Lahat. Tapi sekarang tidak ada lagi. Tradisi berbagi itu pada wartawan. Kita melakukan kontrol kebijakan setiap institusi, tidak lain hanya untuk kepentingan pemangku jabatan dan masyarakat banyak. Jadi, wajar dan tidak, harus berkecil hati, ketika wartawan itu tidak dijatahi dari segi apapun. Termasuk juga jatah daging kurban,” tegasnya.
Senada, Dafri Yozhari FR selaku Ketua Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Lahat melalui bendahara, Nopiriadi SPd, yang juga salah seorang pemilik media online menyebut, bahwa apa yang disampaikan Ketua PWI Lahat memang benar.
“Betul itu, kenapa kita harus kecewa dan protes hanya karena ketika kita tidak dijatah. Awak media menulis dan wawancara sebagai narasumber berita, tujuannya bukan untuk memprotes. Tapi justru untuk menghindari asumsi dari sesama anggota PWI dan SMSI serta masyarakat umum. Jangan nanti dikira kita dijatah, sementara wartawan lainnya tidak dapat. Ini wujud klarifikasi dari statement pemangku jabatan yang menyebut ada jatah rekan media. Padahal puluhan wartawan hanya menonton saja,” tambah Nopi. (Ujang/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: