Pendiri ACT Ahyudin Menjawab Tudingan Penyelewengan
Kami mendapat informasi bahwa Anda menerima gaji lebih dari Rp 250 juta.
Gaji di ACT tinggi. Saya pasang tinggi gajinya. Saya paksa kerja habis-habisan supaya ACT bisa mempersembahkan program yang baik. Tapi 25 persen gaji saya kembalikan ke lembaga sebagai wakaf.
Anda menerima fasilitas mewah, dari mobil hingga perjalanan dinas kelas satu. Anda juga disinyalir menerima duit dari unit bisnis ACT. Tanggapan Anda?
Itu saya terima dari sumber yang legal karena hak saya sebagai pemimpin organisasi. Rumah saya itu diperoleh dari pembiayaan bank. Begitupun mobil. Kalau saya tak punya uang, saya boleh meminjam ke lembaga. Soal perjalanan dinas, perusahaan sudah punya plafon. Ada komite yang mengatur tunjangan perjalanan dinas. Kalau ada yang mengatakan ACT memberikan fasilitas lembaga untuk kepentingan pribadi, itu fitnah.
Setelah mundur, Anda masih menerima fasilitas itu?
Saya diberi surat yang diteken enam orang setelah mundur. Isinya, memberikan fasilitas kendaraan Toyota Alphard dan uang Rp 300 juta setiap bulan. Pada Januari lalu, saya menerima Rp 300 juta, Februari Rp 150 juta, dan Maret Rp 100 juta. Kiriman itu disetop pada April.
Saya juga tak tahu alasan lembaga memberikan fasilitas itu.
Apakah ada peluang Anda kembali ke ACT, organisasi yang Anda dirikan?
Saya tak tertarik untuk kembali. Lembaga amal susah diselamatkan jika sudah ada cedera. Jika saya kembali, justru akan memelihara keributan. Toh, saya sudah membangun lembaga baru.
Artikel ini sudah terbit di majalah.tempo.co
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: