Anna Colin

Anna Colin

Opo tumon iklan satu judul kok 16. Yang 14 berada di sela-sela paragraf. Yang 1 menggantung di atas. Yang 1 lagi berupa Vidio di bawah. Media-media besar lainnya sepertinya tidak ada yang seunik disway ini. Dengan menampilkan kesimpelan, tata letak agar pembaca bisa menikmati. Masa lagi asyik membaca terpotong-potong oleh iklan yang sedemikian banyaknya. Mungkin kalau bukan Abah yang nulis disway ini tidak ada yang baca. Salam kritik.

Komentator Spesialis

Anda benar dan cerdas. Itu yang telah dilakukan oleh hongkong dan singapura. Termasuk boss Djarum yang jadi orang terkaya di Indonesia karena beli BCA. Hongkong Jardine International beli saham Astra yang juga akhirnya bengkak gajah.

Sadewa Sadewa

Inilah saatnya Indonesia bertindak seperti negara-negara lain, sama seperti saat kita krisis. Beli "BUMN-BUMN" nya Srilanka, beli "Telkomselnya", beli "jalan tol nya", dan apapun di Srilanka yg bisa mendatangkan cuan dikemudian hari. 

Johannes Kitono

Untuk melengkapi kunjungan kemanusiaannya ke Rusia dan Ukrainia. Lebih sempurna lagi kalau Presiden Jokowi juga singgah di Sri Lanka. Sumbangkan beras yang mau di beli China dan surplus jagung rakyat Sumba. Segelas atau setetes air bagi tetangga yang sedang dahaga tentu sangat bermanfaat. Kalau itu terjadi, semoga sumbangan Indonesia akan diikuti negara kaya didunia. Dan terhindarlah negara Sri Lanka dari ancaman bahaya kelaparan dan kuburan massal bagi rakyatnya.

Jimmy Marta

My Pertamina sudah diluncurkan sejak 5 tahun lalu. Namun sampai kemaren2, aplikasi ini hanya pajangan. Bahwa mereka pun sudah ikut zaman sudah digitalan. Di spbu jgn kan apkikasi, cashless aja masih gk bisa . Pakai debit mesinnya masalah, jaringan gk lancarlah.... Padahal sy dikota besar ibukota propinsi. E money produk telkom LinkAja sudah ada sejak 2019. Itu pembaruan dari produk lama TCash yg lahir sejak 2007. Namun pengguna aplikasi ini sangat sedikit karena lebih untuk membeli produk2 telkom. Saatnya dua aplikasi berkibar. Sinergi cerdas dua bumn agar inovasi menjadi besar...

Liam Then

Pembuat kebijakan RI dan calon-calon pembuat kebijakan RI. Harus buka mata lebar-lebar, kuping dengar dengan teliti. Cermati kasus krisis di Srilanka. Supaya tak terulang di Indonesia. Saat ini, pemerintah terlihat gamang dalam hal kebijakan , ganti sana sini, buat ini di sana ,itu disini. Kontradiksi. Dengan semangat ombibus law yang tenar melancarkan ini itu yang menghambat. Masyarakat bawah cari duit susah, sudah dapat mau di gunakan pun, harus donlot ini itu. Isi ini itu. Lah kok? Yang di bawah yang di bikin tidak lancar? Yang di atas asing maupun lokal asal punya modal , mau ini itu lancar di berikan undang-undang . Yang dibawah mau beli di kasih aplikasi. Ya sek mohon di perhatikan. Yang paling banyak itu di Indonesia kelas menengah kebawah. Jangan di tambah repot dan susah. Cari duit sudah cukup susah. BBM subsidi mau di atur ,kenapa di bikin rumit. Khususkan saja kepada motor dan pickup, sama kendaraan 1300 cc kecil. Sangat sederhana. Orang Indonesia berhati lapang, yang mampu pasti legowo. Yang di bawah bawah itu lapang hatinya nya apalagi , bukan main. Tapi sek, mohon jangan di manfaatkan. Supaya kelihatan kerja.

Wawan Wibowo

Lho jangan salah bah, indonesia pernah lulus melewati kondisi mirip-mirip dengan srilanka lho, 1998 dulu, bayangkan dulu beli honda grand 5 juta, lha kok 1 bulan kemudian di jual bisa laku 12 juta, opo ora serem kuwi inflasine

Erngin FAUZI PAU

Kok .. Pak DI sama sekali, TIDAK menyentuh INDEX KORUPSI di Sri Langka.. hehe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: