Bank China Diminta Stop Danai Proyek Energi Batu Bara

Bank China Diminta Stop Danai Proyek Energi Batu Bara

LAHAT, LAHATPOS.CO - Sejumlah aktivis dan rakyat korban tambang dan pembangkit listrik tenaga batu bara menggelar aksi simpati mendesak salah satu bank asal China yaitu Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) untuk berhenti mendanai proyek batu bara dengan seruan tagar #GoCleanICBC.

Seruan ini disampaikan menjelang rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan ICBC pada 23 Juni 2022, untuk mendesak salah satu bank China yaitu ICBC (Industrial and Commercial Bank of China) yang masih mendanai proyek-proyek energy batubara. 

Aksi mendesak ICBC untuk mendanai energi fosil digelar dari lokasi tambang dan pembuangan limbah PLTU batu bara di sejumlah wilayah Pulau Sumatera antara lain, Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu dan Sumatera Selatan.

"Tuntutan kami selama aksi ini berlangsung adalah agar ICBC berhenti mendanai energi kotor batubara dan segera menjadi mitra berkelanjutan mendukung energi terbarukan seperti komitmen yang disampaikan oleh Presiden China pada September 2021 yang berjanji tidak akan lagi mendanai proyek batu bara bwru di luar negeri," kata Konsolidator Sumatera Terang untuk Energi Bersih, Ali Akbar di Bengkulu, Sabtu (18/06/22).

Sementara Direktur Srikandi Lestari, organisasi yang bergabung dalam Sumatera Terang untuk Energi Bersih, Sumiati Surbakti mengatakan bahwa ICBC perlu segera menindaklanjuti komitmen Persiden China Xi Jin Ping yang berjanji meninggalkan batu bara.

"Jangan menunggu kehancuran terjadi. Misalnya di Desa Sei Siur Kabupaten Langkat Sumatera Utara  anak-anak mengalami gatal-gatal yang tidak kunjung sembuh walaupun sudah berobat dan ini diduga akibat beroperasinya PLTU batu bara Pangkalan Susu," kata Surbakti.

Ia menegaskan, kini saatnya ICBC menggunakan dana dan kebijakan untuk menyelamatkan bumi. 

Sementara Direktur Yayasan Anak Padi Sumatera Selatan, Sahwan mengatakan proyek batu bara di Desa Muara Maung Kabupaten Lahat Sumatera Selatan telah mengorbankan masyarakat yang setiap hari terpaksa menghirup debu serta abu beracun.

Di wilayah Bengkulu tambah Ali Akbar, penggalian batu bara telah membuat warga kehilangan sumber air bersih, udara tercemar, sawah petani tidak produktif karena kehilangan sumber air.

Tidak hanya itu, angkutan batu bara juga membuat jalan dan jembatan rusak sedangkan di sektor hilir di lokasi PLTU batu bara Teluk Sepang yang merupakan salah satu proyek yang didanai oleh ICBC, petani kehilangan tanam tumbuh, jehilangan udara bersih, masyarakat mulai mengalami gatal-gatal hingga konflik sosial yang tidak ada habisnya.

"Sumatera adalah sentral penggunaan energi kotor dengan kualitas pembangkit yang buruk dan ini harus diakhiri sebelum terlambat," katanya.

Menurut Ali, kualitas udara yang buruk ini telah berdampak bukan saja secara global akan tetapi juga pada tingkat tapak seperti dampak kesehatan, economi dan sosial

Untuk itu, ICBC harus menjadi solusi dalam percepatan transisi energi terbarukan bukan sebaliknya yang menjadi bagian dari kehancuran planet. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: