Keutamaan Berkurban dan Bersedekah

Keutamaan Berkurban dan Bersedekah

lagi umat Islam akan menyambut Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah di tahun 2022 ini. Di momen tersebut disyariatkan agar bagi yang mampu melaksanakan kurban dan sedekah. Kurban sendiri sudah Allah SWT syariatkan ketika Nabi Ibrahim As mendapat petunjuk melalui mimpi, di mana ia diperintahkan agar menyembelih anaknya Nabi Ismail As. Secara logika, hal tersebut sulit diterima karena manusia diciptakan memiliki perasaan kasih sayang. Khususnya seorang ayah kepada anaknya. Perasaan itulah yang menjadi ganjalan Nabi Ibrahim ketika mendapat perintah Allah SWT, dan ia pun memberi tahu petunjuk tersebut kepada Nabi Ismail As. Tanpa ragu, Nabi Ismail As memberikan persetujuan agar ayahnya Nabi Ibrahim As menjalankan perintah Allah SWT, sebagai bentuk ketaatan seorang Nabi kepada Tuhan-Nya. Kisah ini pun terperinci sebagaimana Allah SWT turunkan empat wahyu atau ayat di dalam surah Ash-Shaffat ayat 103-107. Di dalam surat ash-Shaffat (37) ayat 103-107, Allah berfirman: فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ. فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ. وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ. Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” . Ternyata terdapat hikmah dari perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim tersebut, tak lain hanya ingin menguji ketaatan Nabi-Nya itu. Saat akan menyembelih Nabi Ismail As, Allah SWT segera menurunkan petunjuk kembali kepada Nabi Ibrahim As agar mengganti sembelihannya dengan seekor kambing. Atas perintah tersebut dan sebagai bentuk rasa syukur Nabi Ibrahim As kepada Allah SWT, ia pun melakukan penyembelihan seekor kambing. Lalu perintah penyembelihan kambing disempurnakan kembali oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam syariat ibadah Haji. Di mana, penyembelihan kambing menjadi satu rukun yang harus dilakukan saat perintah berhaji di tanah suci Mekkah. Namun Allah memberi kemudahan bagi yang belum berkesempatan pergi ibadah Haji, maka dianjurkan untuk berpuasa di 10 hari pertama bulan Dzulhijrah dan menyembelih seekor kambing setelah sholat Idul Adha. Semua rangkaian ini adalah ibadah, yang diawali sebagai bentuk syukur seorang hamba kepada Allah SWT. Jadi menyembelih kurban ini adalah salah satu bentuk ketaatan seseorang yang memiliki rezeki. Nabi Ibrahim As dikenal sangat menyayangi anaknya Nabi Ismail As dan anak adalah rezeki yang Allah SWT karuniakan kepadanya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: