Cegah Sungai Lim Lahat Meluap, Mahasiswa Tanam 2.860 Pohon di Hutan Bukit Payung
Mahasiswa Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan KPH Kikim Pasemah.--
Lahat, Lahatpos.co - Kondisi hutan di sepanjang Bukit Barisan, khususnya di wilayah Kabupaten Lahat, saat ini dinilai cukup memprihatinkan. Banjir bandang dan longsor yang sering terjadi menjadi bukti nyata kerusakan lingkungan di kawasan tersebut.
Kondisi itulah yang mendorong sekelompok anak muda bekerja sama dengan beberapa mahasiswa Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan KPH Kikim Pasemah untuk melakukan upaya perbaikan lingkungan. Hal tersebut disampaikan oleh Khotaman kepada awak media pada Jumat (5/12/25).

--
“Saat ini kami sedang menjalankan program rehabilitasi lahan seluas 5,4 hektar di Ataghan Subhan yang merupakan gugusan Bukit Payung di Desa Tanjung Raja, Kecamatan Gumay Ulu. Lokasi ini dipilih berdasarkan pendekatan rehabilitasi DAS karena berada di hulu Sungai Lim/Lem Besar yang pada 2023 lalu mengalami longsor dan banjir besar hingga berdampak luas pada Desa Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang,” jelas Khotaman, yang akrab disapa Maman.
Ia menjelaskan bahwa banjir pada tahun 2023 terjadi akibat tanah tidak mampu menahan curah hujan tinggi, karena minimnya tutupan hutan di wilayah hulu. Padahal, kawasan tersebut termasuk hutan lindung atau suaka alam di bawah pengelolaan KPH Kikim Pasemah.
“Program rehabilitasi ini tidak hanya bertujuan mencegah longsor dan banjir, tetapi juga untuk menjaga ketersediaan air di masa depan. Selain itu, program ini diharapkan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui sistem agroforestry, di mana masyarakat Desa Tanjung Raja terlibat langsung dalam proses penanaman dan pengelolaan. Ini juga menjadi bagian dari upaya edukasi tentang pentingnya pelestarian alam,” ujarnya.
Sosialisasi program telah dimulai sejak 1 Desember 2025. Saat ini tim sedang menyiapkan bibit tanaman berupa petai, durian, kopi, dan pinang. Tanaman tersebut diharapkan berfungsi sebagai penahan air dan tanah, penyedia oksigen, sekaligus sumber pendapatan bagi warga.
“Penanaman ditargetkan selesai sebelum akhir tahun 2025, kemudian dilanjutkan dengan perawatan dan pengawasan,” tambah Maman.
Total bibit yang telah disiapkan diperkirakan mencapai 2.860 bibit, dan proses penanaman direncanakan dimulai satu minggu setelah sosialisasi.
Sekretaris Desa Tanjung Raja, Ramlan, menyampaikan bahwa warga menyambut baik program ini.
“Kami senang mendapat bibit tanaman untuk kami rawat. Terutama bibit kopi, karena sangat membantu meningkatkan penghasilan kami ke depan, selain durian, pinang, dan petai,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
