Selain itu, keterbatasan sumber daya, seperti dana, tenaga kerja, dan infrastruktur, sering kali menjadi hambatan dalam pengembangan destinasi wisata. Bukan hanya itu saja, tantangan lainnya adalah seringkali terjadinya konflik kepentingan antara berbagai pihak yang terlibat, seperti antara pelaku usaha, masyarakat adat, dan pemerintah.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang inklusif dan transparan, di mana semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan berbagi manfaat. Untuk memperkuat kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, beberapa strategi dapat diterapkan :
1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat: Pemerintah perlu mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap pengembangan destinasi wisata, mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
2. Pendidikan dan Pelatihan: Pelatihan tentang pengelolaan pariwisata, pelestarian lingkungan, dan keterampilan bisnis dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mendukung pengembangan destinasi wisata.
3. Penguatan Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan yang dibuat mendukung kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan.
4. Penggunaan Teknologi: Teknologi digital dapat digunakan untuk mempromosikan destinasi wisata, memfasilitasi komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, serta meningkatkan pengalaman wisatawan.
5. Monitoring dan Evaluasi: Evaluasi berkala terhadap program pengembangan pariwisata dapat membantu mengidentifikasi keberhasilan dan kendala, sehingga strategi yang lebih efektif dapat diterapkan.
Pengembangan destinasi wisata unggul tidak dapat dilakukan secara terpisah oleh masyarakat atau pemerintah saja. Kolaborasi yang harmonis antara kedua pihak diperlukan untuk menciptakan destinasi wisata yang menarik, berkelanjutan, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak.
Dengan memadukan pengetahuan lokal masyarakat dan dukungan strategis dari pemerintah, destinasi wisata dapat berkembang menjadi aset yang bernilai tinggi bagi perekonomian, budaya, dan lingkungan. Meskipun terdapat berbagai tantangan, dengan pendekatan yang inklusif, transparan, dan berorientasi pada solusi, kolaborasi ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun sektor pariwisata yang lebih baik. Kolaborasi yang efektif bukan hanya sekadar strategi, tetapi juga investasi bagi masa depan pariwisata yang berkelanjutan.*
Oleh : Irsad Munawir, M.Si | 199509152024061001 | Dosen Administrasi Publik Universitas Sriwijaya