Menurut adat Lahat, ketika membuat Rumah Baghi, harus dihitung terlebih dahulu jumlah anak tangga dengan hitungan kata ‘tangga, tunggu, tinggak’.
Masyarakat percaya dengan hitungan kata ini akan berpengaruh kepada penghuni rumah ketika rumah sudah dibangun. Hitungan anak tangga ini, dimulai dari lantai dasar rumah atau atas tangga sampai ke tanah.
Di depan rumah terdapat ukiran menggunakan ghubang yang merupakan sejenis pisau arit dengan bagian mata pisau berada di luar, bukan di dalam.
Bentuk ukiran memiliki karakteristik muncak rebung dan pakis layu atau srikaye.
5. Tari Erai-Erai
Tari tradisional khas Kabupaten Lahat bernama Tari Erai-Erai. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para remaja dalam acara pernikahan maupun acara panen kebun kopi.
Nama Erai-Erai berasal dari kata serumpun serai yang dapat diartikan, walaupun berpisah-pisah, tetapi tetap satu rumpun.
Para penari mendendangkan pantun secara bersahutan dalam Bahasa Lahat sembari menari. Penonton dapat ikut serta menari bersama dengan para penari.
Pakaian yang digunakan para penari berupa baju kurung panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-anting, dan aksesori tambahan lainnya.
6. Makanan Tradisional
Makanan tradisional Lahat bernama Lemang yang terbuat beras ketan yang dicampur dengan santan.
Makanan ini dimasak di dalam bambu dan dibakar di atas bara api. Makanan ini juga jamak ditemui di wilayah Sumatera Barat.
Ketika dimasak, lemang akan menghasilkan aroma khas yang dihasilkan dari memasak ketan dalam bambu.
Makanan tradisional ini kini memiliki rasa yang bervariasi, mulai dari rasa coklat, durian, hingga stroberi. (*)