Selama studinya di Universitas Hasanudin banyak hambatan yang dihadapinya.
Sewaktu kuliah di tingkat I, Mattulada sudah mempunyai tugas sebagai pimpinan SMA di Makasar.
Sehingga dengan dua tanggung jawab tersebut betul-betul menuntut keuletan dan kedisiplinan yang mantap.
BACA JUGA:Model Marissa DuBois Tampil Catwalk Lebih Percaya Diri
Untuk melaksanakan kesemuanya itu ia telah berjuang dengan sungguh sungguh dan pada tahun 1966 berhasil lulus dari Fakultas Sastra Universitas Hasanudin.
Dengan modal kreativitas yang dimilikinya, ia aktip mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan.
Pada tahun 1960 -1965 menjabat Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanudin.
Kegiatan kemahasiswaan tersebut rnembawa peningkatan sifat kepemimpinan yang dimilikinya, karena di Perguruan Tinggi maupun dalam kegiatan-kegaitan tersebut, ia mendapat bimbingan secara terarah.
BACA JUGA:Keributan Suporter Arsenal Jadi Tontonan Lebih Menarik
Keberhasilan yang dicapainya di dalam rnenyelesaikan studinya pada pendidikan tinggi, yang disertai berbagai rintangan itu, membuat dirinya menj adi seorang cendekiawan yang ulet dan bijaksana dalam menghadapi setiap permasalahan.
Setelah lulus, ia diangkat menjadi tenaga edukatip pada Universitas Hasanudin di Makasar (Ujung Pandang).
Karena prestasi yang dicapainya dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan, ia diangkat menjadi Dekan Fakultas Sastra Universitas Hasanudin.
Pada tahun 1971 atas dasar kemampuan yang dimilikinya, ia mendapat kesempatan meningkatkan pengetahuannya ke Rijks Universiteit di Leiden.
BACA JUGA:Netizen Ramai ramai Komentari Ucapan Budi Arie Setiadi
Di sana ia mendalami bidang Antropologi. Bekal semangat dan kemampuan yang tinggi, ia mampu menyelesaikan program studinya dalam waktu dua tahun ia memusatkan perhatiannya pada penguasaan penelitian lapangan.
Kesempatan belajar di Leiden tersebut, merupakan bekal di dalam mempersiapkan untuk menempuh program Doktor dalam Ilmu Antropologi.