Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Marilah Bulan Ramadhan ini, kita jadikan bulan kesederhanaan, bulan peribadatan, bulan memperbanyak berbuat kebajikan kepada orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan bantuan, bulan perlindungan badan kita.
Ucapan kita dan hati kita dari hal-hal yang dilarang agama, seperti perkataan keji (qaul az-zûr), ghibah, menebar hoaks, fitnah, hate speech (ujaran kebencian), dan adu domba, baik secara langsung maupun melalui media-media digital, media elektronik, televisi, radio, internet, dan media sosial (medsos).
Intinya marilah kita jadikan bulan Ramadhan ini bulan penyucian badan dan rohani kita dari segala keburukan, agar kita mendapatkan hikmah yang berharga dan keberkahan hidup.
Saudara-saudara jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Dengan berpuasa dapat menumbuhkan ketakwaan, yang ketakwaan itu akan mendatangkan kecintaan Allah pada seorang hamba.
Ketika Allah sudah cinta, seseorang akan hidup Bahagia di dunia dan di akhirat. Karena itulah, Allah wajibkan ibadah puasa ini. Dan takwa juga merupakan wasiat Allah kepada semua umat.
Takwa menjadi sebab diterimanya amal. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” [Quran Al-Maidah: 27].
Karena puasa adalah jalan menuju takwa, atas alasan itulah Allah syariatkan ibadah puasa untuk hamba-hambanya, baik umat terdahulu maupun umat akhir zaman sekarang.
agar manusia semakin menyadari tentang agungnya ibadah puasa yang merupakan salah satu dari rukun Islam. Yaitu syariat yang menjadi pondasi agama ini.
Kemudian Allah memotivasi manusia dengan menyebutkan keutamaan-keutamaan ibadah puasa Ramdhan. Dalam hadits lain disebutkan,
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” [HR. Al-Bukharidan Muslim].