Ia mencontohkan beberapa hari lalu menyambut para Kafilah yang mengikuti MTQ di Kalimantan. Menurutnya para Qori dan Qoriah tersebut sangat membanggakan karena berhasil membawa Sumsel masuk peringkat 10 besar setelah 16 tahun lamanya tak pernah masuk 10 besar.
Menurutnya prestasi ini dapat diraih karena kekuatan bersama mendukung program pemerintah 1 desa 1 rumah tahfidz yang dicanangkannya sejak 2018 silam.
"Nilai kita sama dengan Aceh yang merupakan Serambi Mekah. Hasil ini tentu diawali dengan niat, aksi dan implementasi sehingga melahirkan prestasi," jelasnya.
Atas dasar itupula Herman Deru mengingatkan betapa pentingnya soliditas.
BACA JUGA:Harga Barang Kebutuhan Pokok Hari ini di PTM Square Lahat
"Maka di moment ini mari mulai dari diri kita masing-masing untuk menghentikan ego yang muncul dan menyatukannya menjadi kekuatan bagi PWNU Sumsel," jelasnya.
Sementara itu Ketua PWNU Sumsel KH. Amiruddin Nahrawi mengatakan Sumsel patut bangga karena memiliki Gubernur yang merupakan satu-satunya Gubernur di Indonesia yang menjadi Mustasyar PBNU.
Iapun mengajak ratusan santriwan dan santriwati ikut mendoakan Gubernur Herman Deru agar diberi kekuatan memimpin Sumsel sehingga mampu mewujudkan misinya membawa Sumsel Maju untuk Semua.
"Fasilitas yang diberikan hari ini (peringatan HSN) di Griya Agung ini adalah salah satu pengormatan bagi NU. Kami sangat mengapresiasi penghormatan Pemprov Sumsel pada NU dan ulama yang telah berperan dalam memerdekakan bangsa ini," ujarnya singkat.
BACA JUGA:Aspartam, Pemanis Buatan Pengganti Gula Asli
Adapun apel virtual tersebut diikuti tak kurang 500 ribu santriwan/santriwati se Indonesia yang dipusatkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Dalam arahannya secara Ketua umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan peringatan hari santri nasional ini patut disyukuri dan dibanggakan. Namun kebanggaan atas jasa besar para pendahulu tidak boleh mebuat santri menuntut hak atas jasa pendahulu.
Sebaliknya sebagai generasi penerus, para santri hendaknya bisa mempersembahkan jasa yang mulia kepada bangsa dan negara.
"Santri tidak boleh jadi identitas kesukuan yang statis. Jadi kelompok yang eksklusif yang berpikir untuk diri sendiri saja. Tidak boleh jadi kelompok yang hanya bisa menuntut. Santri harus menjadi kader dinamis yang terus bergerak melayani dan persembahkan yanf terbaik bagi bangsa dan negara yang kita cintai," pungkasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Pangdam II Sriwijaya diwakili Kalak Bintal Kodam II Sriwijaya Letkol Inf. Mujari, Kapolda Sumsel diwakili Kasubdit Intelkam 3 Polda Sumsel AKBP Sobirin, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel, K.H. Mal'an Abdulah, Wakil Ketua PWNU Sumsel Ahmad Syaifudin Zubir, dan Wakil Rais Surya, K.H. Mardi Abdullah. (*)