LAHAT, LAHATPOS.CO – Aliansi Masyarakat Merapi Area Bersatu (AMMAB) Kabupaten Lahat kembali menggelar pertemuan di sekretariatnya, Kamis (24/06/2022). Dalam pertemuan itu membahas kontribusi perusahaan batubara terhadap masyarakat Merapi Area.
Ketua Aliansi Masyarakat Merapi Area Bersatu (AMMAB), Rozi Ardiansyah mengatakan, hasil mediasi menghasilkan keputusan yaitu AMMAB meminta setiap perusahaan memberikan kontribusi Rp 30 juta perbulan. Dari sebelumnya, AMMAB meminta Rp 50 juta namun tidak ada kesepakatan antara emak emak dan pihak perusahaan.
“Ini merupakan mediasi lanjutan, yang beberapa waktu lalu mediasi di opsroom Pemkab Lahat yang dedlock, tidak menghasilkan apa apa, sehingga menyebabkan emak emak spontan menggelar aksi demo penyetopan kendaraan batubara di jalan Merapi Area beberapa waktu lalu,” ujar Rozi, kepada media ini, Jumat (24/06/2022).
Lanjut Rozi, sebenarnya, tidak banyak permintaan dari masyarakat yaitu, hanya inginkan perusahaan taat pada aturan penuhi kewajiban sebagai pengusaha. Itu semua sudah diatur dalam Undang undang pertambangan/Minerba, terutama masalah kontribusi di masyarakat. Terlebih dengan dampak terhadap lingkungan agar tidak timbul gejolak.
Bahkan beberapa waktu lalu, juga terjadi gejolak karena pengusaha tambang tidak memenuhi aturan yang ada. Terlebih keluar toleransi dari Dishub, padahal jelas pelarangan angkutan batubara untuk melintas di jalan negara.
“Itu menurut kami surat itu bermasalah, karena tidak ada analisisnya,” ucapnya.
“Kami berharap dari perusahaan yang hadir, kami mohon masukan saat ini. Dan yakinlah, aliansi ini taat hukum terkhusus para anggota untuk berjuang bersama tanpa melanggar hukum,” lanjut Rozi.
Rozi menegaskan, jika tetap tidak ada hasilnya, pihaknya akan bersurat ke DPR RI dan pemerintah pusat.
“Pesan kami kepada AMMAB, jangan sekali kali setelah ini punya rencana untuk menutup tambang, karena akibatnya akan dapatkan masalah baru lagi. Bahkan saat ini kami cukup kecewa dengan pemerintah yang menganggap ini masalah remeh. Memang ini masalah remeh, namun jika dibiarkan ini akan jadi masalah yang besar,” ungkapnya.
Sementara, Kapolres Lahat AKBP Eko Sumaryanto SIK, melalui Kabag Ops Kompol Dedi Suhendri mengatakan, tujuan kehadiran pihaknya ini, sejauhmana kegiatan ini berlanjut, bahkan dengan kejadian demo kemarin, pihaknya kewalahan, apa tidak ada jalan, apa tidak ada waktu lain.
“Kami hadir di sini bukan hanya untuk AMMAB saja, bukan hanya untuk Merapi area saja, tapi juga perusahaan dan masyarakat yang lewati jalan umum. Bahkan jika kami tidak hadir, ketika terjadi masalah, yang disalahkan kami juga,” ujar Dedi.
“Yang kami inginkan keamanan di masyarakat. Kami tidak melarang penyampaian pendapat di masyarakat, namun ada mekanisme, silahkan koordinasi dengan Kasat Intel. Kami ingin sejauhmana keamanan di masyarakat,” ujarnya.
Eva, salah satu perwakilan emak emak Merapi Area Merapi menyampaikan, pihaknya memang demo beberapa waktu lalu, namun itu merupakan buntut dari kekecewaan karena tidak adanya hasil kesepakatan di opsrom kemarin
“Kami sangat kecewa, dan kami minta maaf dengan pihak Kepolisian, karena kami sudah buat repot Kepolisian, namun perlu diketahui karena semua itu buntut kami tidak puas dengan hasil yang didapat. Kenapa kami emak emak yang demo, bukan bapak bapak, karena rumah yang bertumpuk debu itu kami emak emak ini yang bersihkan bukan bapak bapak. Bahkan ada salah satu dari perusahaan yang bilang, kalau mau demo, silahkan demo saja. Dengar ucapan itu, kami sangat kecewa. Kami jangan ditantang, jadi tolong fasilitasi kami, jika tidak ada solusi, tidak ada penyelesaian, kami akan berontak lagi kesalnya,” pungkasnya. (pur)