Jembatan Ambruk di Desa Muara Lawai, Wasekjend PB HMI: Bukti Kelalaian Sistemik! Rakyat Menuntut Keadilan

Jembatan Ambruk di Desa Muara Lawai, Wasekjend PB HMI: Bukti Kelalaian Sistemik! Rakyat Menuntut Keadilan

Jembatan Ambruk di Desa Muara Lawai, Wasekjend PB HMI: Bukti Kelalaian Sistemik! Rakyat Menuntut Keadilan dan Tanggung Jawab!.-foto: lahatpos.co-

Jembatan Ambruk di Desa Muara Lawai, Wasekjend PB HMI: Bukti Kelalaian Sistemik! Rakyat Menuntut Keadilan dan Tanggung Jawab!

Lahatpos.co, Lahat - Ambruknya jembatan di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, menjadi tamparan keras bagi semua pihak. 

Kejadian ini bukan sekadar musibah infrastruktur, tetapi bukti nyata kegagalan tata kelola dan lemahnya pengawasan terhadap aktivitas angkutan batubara yang selama ini menjadi biang kerusakan fasilitas umum di Kabupaten Lahat.

Jembatan yang seharusnya menjadi akses vital warga untuk beraktivitas kini roboh akibat dilintasi mobil-mobil batubara yang melebihi kapasitas. 

Peristiwa ini bukan yang pertama, namun menjadi puncak kemarahan rakyat atas ketidakadilan yang selama ini dibiarkan terjadi.

“Kami tidak anti pembangunan, kami tidak anti investasi. Tapi kami menolak keras pembangunan yang mengorbankan keselamatan, kenyamanan, dan hak dasar masyarakat,” tegas Oktaria Saputra,S.E.,M.Si Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar HMI (PB HMI) sekaligus Pendiri HMI Cabang Lahat yang kebetulan lagi balek dusun, Senin (30/6/2025).

Tuntutan Rakyat Lahat: Tegas dan Jelas!

1. Segera perbaiki jembatan Muara Lawai dan pulihkan akses masyarakat.

2. Pemerintah dan perusahaan tambang harus bertanggung jawab penuh, baik moral maupun material.

3. Segera realisasikan jalur khusus angkutan batubara. Stop melintas di jalan rakyat!

4. Tindak tegas perusahaan dan oknum yang melanggar aturan tonase dan merusak fasilitas umum.

5. Libatkan masyarakat dalam pengawasan dan kebijakan tambang serta lingkungan.

Suara Ini Adalah Jeritan Rakyat

Jembatan ambruk hanyalah salah satu dari sekian banyak dampak buruk yang dialami masyarakat Lahat. 

Debu, jalan rusak, kebisingan, polusi, hingga rasa takut setiap hari sudah menjadi makanan sehari-hari warga akibat aktivitas tambang yang tidak terkendali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: