Seganti Setungguan: Dari Falsafah Hidup ke Prinsip Berdemokrasi di Pilkada Lahat
Seganti Setungguan: Dari Falsafah Hidup ke Prinsip Berdemokrasi di Pilkada Lahat.-foto: lahatpos.co-
Setiap calon pemimpin harus memahami bahwa Seganti Setungguan menuntut mereka untuk menjunjung tinggi nilai persatuan dan tanggung jawab. Mereka harus mampu menawarkan visi dan program yang tidak hanya bersifat kompetitif, tetapi juga inklusif dan berorientasi pada kepentingan bersama.
Kampanye yang mengedepankan politik bersih, bebas dari ujaran kebencian dan hoaks, adalah wujud konkret dari penerapan nilai ini.
Selain itu, janji-janji politik yang disampaikan harus didasarkan pada prinsip setia kata. Artinya, apa yang dijanjikan selama kampanye harus menjadi komitmen nyata yang diwujudkan setelah terpilih. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan memperkuat legitimasi kepemimpinan mereka.
Tim sukses dan pendukung calon juga memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga suasana pilkada tetap kondusif.
Dalam falsafah Seganti Setungguan, persatuan lebih utama daripada kemenangan sesaat.
Oleh karena itu, mereka harus menghindari provokasi yang memecah belah masyarakat dan fokus pada kampanye positif. Menggunakan pendekatan gotong royong dalam kampanye, seperti kegiatan sosial yang melibatkan semua pihak, dapat menjadi cara yang efektif untuk menerapkan nilai ini.
Dengan demikian, pilkada tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momen mempererat solidaritas masyarakat.
Sebagai elemen utama dalam demokrasi, masyarakat pemilih memegang peran strategis dalam menentukan arah pembangunan Kabupaten Lahat.
Nilai Seganti Setungguan mengajarkan pentingnya tanggung jawab dalam menggunakan hak pilih. Pemilih harus menjadikan hati nurani dan kepentingan bersama sebagai dasar dalam menentukan pilihan, bukan karena tekanan, iming-iming, atau sentimen tertentu.
Selain itu, masyarakat juga harus menjaga suasana pilkada tetap damai. Menjauhi konflik, menghormati perbedaan pilihan, dan mengedepankan dialog adalah wujud nyata penerapan nilai ini. Dengan demikian, pilkada dapat menjadi pesta demokrasi yang benar-benar dirayakan oleh semua pihak.
Pilkada 2024 bukan hanya tentang memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan, tetapi juga tentang mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi mendatang. Jika Seganti Setungguan berhasil diterapkan dalam proses pilkada, generasi muda akan belajar bahwa demokrasi bukan soal menang atau kalah, tetapi tentang menjaga persatuan dan bekerja sama untuk kemajuan bersama.
Generasi mendatang juga akan memahami bahwa falsafah ini tidak hanya relevan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam ranah politik. Dengan demikian, mereka akan memiliki kesadaran untuk terus melestarikan nilai-nilai ini dalam kehidupan mereka.
Falsafah Seganti Setungguan adalah warisan budaya yang memiliki relevansi besar dalam kehidupan demokrasi, termasuk dalam Pilkada Kabupaten Lahat 2024. Nilai-nilai persatuan, gotong royong, setia kawan, setia kata, teguh berpendirian, dan tanggung jawab yang terkandung di dalamnya harus menjadi panduan bagi para calon pemimpin, tim sukses, dan masyarakat pemilih.
Dengan menjadikan Seganti Setungguan sebagai prinsip berdemokrasi, Kabupaten Lahat tidak hanya akan menjalani pilkada yang damai dan bermartabat, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.
Pada akhirnya, falsafah ini akan menjadi bukti bahwa Lahat mampu menjaga harmoni sosial dan meraih kemajuan tanpa meninggalkan akar budaya yang menjadi identitasnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: