Kecelakaan Kereta Api di Lahat: Menggugat Kinerja Dishub dan Tantangan Menutup Perlintasan Tak Resmi

Kecelakaan Kereta Api di Lahat: Menggugat Kinerja Dishub dan Tantangan Menutup Perlintasan Tak Resmi

Kecelakaan Kereta Api di Lahat : Menggugat Kinerja Dishub dan Tantangan Menutup Perlintasan Tak Resmi. -Foto: dok/lahatpos.co-

Lahatpos.co - Kecelakaan kereta api kembali menyedot perhatian di Lahat. Namun, bukan hanya sebagai berita biasa. Kali ini, kecelakaan tersebut membawa duka mendalam dengan merenggut nyawa seorang remaja yang tak sempat menapaki masa dewasanya. Kevin Bin Tadi, seorang pelajar SMP Negeri 8 Lahat, harus mengakhiri perjalanannya di usia yang masih sangat muda. 

Pertanyaan pun muncul, mengapa perlintasan tak resmi kereta api masih terus ada, meskipun telah menelan korban jiwa lagi dan lagi? Ini adalah sebuah cerminan dari kinerja yang mengkhawatirkan, terutama dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lahat. 

Dishub memiliki peran vital dalam menjaga keamanan transportasi di daerah. Namun, terus terang, kinerja mereka terkesan gemuk tidak ada hasil. Keberadaan perlintasan tak resmi yang tersebar di berbagai titik Lahat menjadi bukti konkret dari kelalaian yang terjadi. 

Sungguh ironis melihat betapa perlintasan-perlintasan ini menjadi tempat yang mematikan bagi warga setempat. Seolah menjadi jebakan bagi siapa pun yang melintasinya, tanpa kepastian keselamatan yang memadai. 

Perlintasan tanpa palang di Desa Manggul, tempat Kevin Bin Tadi kehilangan nyawanya, merupakan bukti nyata betapa bahayanya perlintasan tak resmi tersebut. Namun, kecelakaan serupa telah terjadi sebelumnya, dan tampaknya Dishub belum memberikan respons yang memadai. 

Komitmen untuk menutup perlintasan tak resmi sepertinya masih menjadi tanda tanya besar. Apakah benar-benar ada niat serius untuk mengatasi masalah ini? Ataukah ini hanya menjadi catatan hitam yang terus berulang tanpa ada solusi konkret? 

Tantangan bagi Dishub Lahat sangatlah nyata. Mereka harus mampu bertindak cepat dan tegas untuk menyelesaikan masalah ini. Bukan hanya sekadar memberikan pernyataan atau rencana tanpa tindakan nyata. 

Nyawa Kevin Bin Tadi tidak boleh menjadi korban sia-sia. Ini adalah panggilan bagi Dishub Lahat untuk bangun dari tidurnya dan bertindak sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kecelakaan kereta api di Lahat harus menjadi pemicu perubahan nyata, bukan sekadar berita yang terlupakan begitu saja. 

Semua pihak harus bersatu dalam upaya menekan angka kecelakaan, terutama yang bisa dihindari seperti perlintasan tak resmi ini. Jika tidak, tragedi seperti yang menimpa Kevin Bin Tadi hanya akan menjadi angka statistik tanpa makna. 

Dalam konteks kecelakaan kereta api yang berulang di Lahat, penting bagi pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah yang nyata dan berkelanjutan. Komitmen untuk menutup perlintasan tak resmi harus didukung oleh aksi konkret, bukan hanya janji-janji kosong. 

Pertama-tama, Dishub Kabupaten Lahat perlu melakukan peninjauan ulang terhadap seluruh perlintasan tak resmi yang ada di wilayah tersebut. Identifikasi perlintasan mana yang paling berpotensi menimbulkan bahaya dan segera ambil tindakan untuk menutupnya atau memberikan pengamanan yang memadai. 

Tindakan preventif juga sangat penting dalam mengurangi risiko kecelakaan di perlintasan kereta api. Penempatan palang pintu, rambu peringatan, serta penegakan aturan lalu lintas harus diperkuat secara konsisten. Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya melintasi perlintasan tanpa izin juga harus terus dilakukan secara intensif. 

Selain itu, kerja sama antara pemerintah daerah, perusahaan kereta api, dan masyarakat sangatlah penting. Perusahaan kereta api perlu terlibat aktif dalam pengawasan dan pemeliharaan perlintasan yang ada di jalur rel mereka. Sementara itu, masyarakat juga perlu menjadi mitra dalam menjaga keamanan di sekitar perlintasan kereta api. 

Tidak bisa dipungkiri bahwa menutup perlintasan tak resmi adalah sebuah tantangan yang kompleks. Namun, tantangan tersebut bukanlah alasan untuk menunda atau mengabaikan keselamatan warga. Kecelakaan kereta api yang terulang harus dijadikan momentum untuk melakukan perubahan yang nyata dan berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: