Makna Puasa Sunah Senin Kamis

Makna Puasa Sunah Senin Kamis

Makna Puasa Sunah Senin Kamis oleh Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.-Foto: dok/lahatpos.co-

Makna Puasa Sunah Senin Kamis

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.*

*Penulis Lepas Yogyakarta

Hikmah disyariatkannya puasa sejatinya semua relatif sama. Melatih fisik dalam kondisi lapar, mengatur sirkulasi tubuh terkait masuknya makanan atau air, juga melatih emosi, empati, dan perasaan (termasuk keingianan dan berbagai kecenderungan) di antara hikmah yang didapat dari puasa. 

Selain itu, secara khusus, puasa sunah adalah tahapan dalam menahan hawa nafsu.

Ternyata, hikmah dari puasa sunnah memiliki keutamaan bagi mereka dalam melaksanakan program, seperti kesehatan bahkan pernikahan. 

Dari segi kesehatan misalnya, seorang pasien dalam menghadapi suatu tindakan medis, seperti operasi,  dengan kategori tertentu menjelang pelaksanaannya diharuskan berpuasa sebagai syaratnya dengan mengosongkan perut dan pertimbangan kesehatan lainnya.

Kemudian contoh lain seperti dalam kaitannya dengan status yaitu seorang membujang, sebut alasan belum mampu secara “kafa’ah”, baik sisi finansial, fisik, juga mental. 

Dalam kondisi tidak berkemampuan tersebut, maka dianjurkan untuk melakukan puasa yaitu puasa sunnah selain otomotis puasa puasa wajib lainnya.

Maka puasanya seorang membujang adalah sunnah. Baik bertepatan dengan hari-hari sunnah sebagaimana umumnya masyarakat awam seperti Senin, Kamis, Ayyamul Bidl, atau sebagaimana puasa terbaik yang diterapkan Daud dengan setiap harinya diselingi puasa, maupun puasa sebagaimana Rasul Mulia Muhammad yang seringkali berpuasa setiap bulannya dengan dikisahkan tidak pernah sebulan penuh kecuali Ramadhan.

Bahkan kewajiban melaksanakan puasa bagi yang memiliki keterbasan untuk menikah tidak hanya mengikat seorang bujang lantaran diri pribadi namun juga lantaran hukum. Sikap positif ini menjadi keniscayaan bagi siapa saja dengan berbagai alasan syar’i lainnya.

Anjuran puasa jenis ini penting untuk diperhatikan dan diindahkan terlebih bagi mereka yang hidup di akhir zaman sebagai generasi terbaik yaitu dengan beban hidup ringan dengan ciri yang diberikan rasul yaitu di antaranya tidak beristri dan tidak beranak.

Adapun maksud atau makna serupa filosofi dari pelaksanaan puasa sunnah, khususnya pada Hari Senin dan Kamis adalah didapat dari dalil berupa hadits-hadits secara redaksional penulis kutip dari detikcom, berikut:

"Amal perbuatan manusia akan disampaikan pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diserahkan saat aku berpuasa" (HR Tirmidzi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: